Selfie bersama Pater Avent Saur, penggagas KKI Peduli ODGJ |
Saya senang bisa
menunaikan ibadah selfie dengan Pater Avent Saur, saat beliau hadir sebagai
salah satu narasumber seminar yang diadakan oleh Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa
(Ipkji Provinsi Ntt)
pada Sabtu, 28 Juli lalu.
Beliau sudah
banyak dikenal orang, khususnya orang yang punya perhatian dengan sesama
saudara kita yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ). Indikatornya jelas, beliau
sudah tampil di panggung acara yang sangat populer di negeri ini, yaitu: Kick
Andy yang bernaung di Metro TV.
Efek "Kick
Andy" itu diakui juga oleh Pater Avent dalam satu tulisannya di FB. Beliau
mengaku, setelah tampil di sana, jumlah pemesanan buku "Belum Kalah"
semakin membludak. Seribu eksemplar cetakan pertama sudah ludes oleh pembeli. Saat
ini sudah rilis cetakan kedua dengan sedikit revisi (edisi revisi).
Oh iya, FYI,
buku "Belum Kalah" itu sudah saya miliki sejak 2017 lalu. Barangkali
baru keluar dari percetakan, langsung saya beli. Masih terasa hangatnya mesin
percetakan.
Buku ini menjadi
sumber informasi yang baik tentang bagaimana kita (masyarakat pada umumnya)
memperlakukan sesama saudara kita, Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Buku ini
disajikan dengan bahasa populer, mudah dipahami, dan menarik untuk
diikuti/dibaca hingga tuntas.
Saya turut
senang bila buku ini semakin laku dan dibaca banyak orang karena manfaatnya
sangat banyak.
Pertama,
keuntungan penjulannya digunakan untuk operasional Kelompok Kasih Insanis (KKI)
Peduli ODGJ. Mereka konsen menolong ODGJ mulai dari kebutuhan dasar hingga
pengobatan lebih lanjut.
Kedua, dengan
membaca buku ini, makin banyak orang yang memiliki cara pandang yang sama
terhadap ODGJ. Bila semua orang berpikir sama, maka penanganan ODGJ akan
berjalan tanpa ketimpangan.
Ketiga...., eh,
cukup sudah e? Kan saya sudah bilang di awal, ada banyak manfaatnya. Kalau saya
tulis semuanya, belum tentu kamu baca semuanya. Cukup dua dulu, manfaat lainnya
kamu temukan sendiri saja.
Oh iya, selain
minta selfie, saat itu saya juga minta Pater Avent untuk menadatangani buku
karyanya. Beliau tulis tanggal hari itu, dengan sepenggal pesan: "Bebas
Pasung, Bebas Stigma." Saya senang buku itu telah ditambah lagi nilainya.
Pater Avent itu
memang gila!
Sabar dulu,
jangan emosian. Kata "Gila" ini sempat diulas oleh beliau saat memulai
seminarnya. Saya menduga, hal itu beliau lakukan lantas tidak suka bila ODGJ
masih disebut atau dipanggil dengan sebutan: Gillaa! Padahal, Pater Avent sudah
membuat istilah baru yang kini menjadi judul bukunya. Mereka adalah orang belum
kalah.
Bagi Pater
Avent, gila itu merupakan prestasi. Iya, saya tidak salah tulis: PRESTASI.
Memang prestasi itu masih bisa dibagi dua golongan lagi, prestasi positif dan
negatif.
Sebagai contoh,
kita mulai dari yang negatif saja. Seorang pejabat korupsi dana hingga triliunan.
Sebagai pendengar kabar itu, kita biasanya bereaksi begini:
"Gilllaa!
Banyak sekali dia korupsi."
Itulah orang
gila.
Gila yang
positif itu kita contohkan Pater Avent sendiri. Beliau rela menggunakan waktu,
tenaga dan pikirannya untuk kepentingan ODGJ yang terlantar dan terpasung.
Tentu saja kita kagum dan spontan berkomentar:
"Pater
Avent memang gila! Dia berani dan rela melakukan apapun demi sesama saudara
kita ODGJ."
Sekali lagi,
gila itu prestasi...
0 Komentar