Catatan Dahlan Iskan*

Catatan Dahlan Iskan
Salah satu tulisan Dahlan Iskan

Saya senang membaca tulisan-tulisan Pak Dahlan Iskan (DI). Beliau sering mengisahkan pengalaman yang sederhana, tapi bila kita pikir baik-baik, maknanya sangat mendalam.

Tulisannya mudah dipahami. Kalimatnya tertata baik. Variasi penggunaan kalimat pendek dan panjang, tidak membuat pembacanya lelah. Dan yang lebih penting, pengalaman yang diceritakannya itu bukan sekedar kisah biasa.

Siapa yang tidak kenal DI? Saya yakin, sebagian besar orang dewasa mengenalnya. Beliau terbilang pengusaha kaya, pernah jadi menteri dan begitu populer. Tidak heran bila setiap tulisannya sangat menarik untuk diikuti.

Bila dia pergi jalan-jalan ke luar negeri untuk kepentingan bisnis, DI akan mengisahkan hal-hal menarik di sana. Kita yang bukan siapa-siapa, jadinya bisa tahu sedikit sensasi melakukan kerjasama dengan rekan bisnis di negera lain.

Begitu pun dengan kisah sakit yang dialaminya saat ini, beliau ceritakan semua. Saya memang belum membaca langkap serial "Lolos dari Lubang Maut Aorta Dissection," seperti foto potongan koran ini, tapi sudah cukup mendapatkan gambaran bagaimana beliau menghadapinya.

Setelah membaca beberapa bagian tulisan ini, saya berpikir, untung yang alami hal ini adalah seorang Dahlan Iskan. Bagaimana kalau sakit atau penyakit itu dialami oleh...., misalnya saya. Oh, tentu saja berat. Ongkos ke rumah sakit daerah saja sulit, apalagi bila harus mencari RS berteknologi tinggi di luar negeri. Wow, ini terlalu berat, saya tidak akan sanggup. Biar..., ah, sudahlah...

Pak DI ini sudah berapa kali lolos dari sakit yang mematikan. Bila kita telusuri kisah yang lalu, beliau pernah mengalami kanker hati. Hatinya rusak semuanya. Beruntung, DI yang mengalaminya. Beliau bisa ke rumah sakit canggih, mengganti hatinya yang rusak itu dengan hati yang lebih baik dari orang yang telah meninggal dunia. Biayanya tentu saja tidak murah.

Begitu pula dengan tindakan yang diterimanya baru-baru ini, aorta dissection. Biayanya pasti sangat mahal. Anda tahu aorta itu apa? Aorta itu pembuluh darah besar yang langsung berhubungan dengan jantung. Bila aortanya rusak, sudah tentu aliran darah ke seluruh tubuh terhambat. Bila kondisi itu berlangsung agak lama tanpa penanganan cepat dan tepat, maut bisa menjemput lebih awal.

Aorta dissectio itu merupakan pembedahan atau operasi pada aorta itu. Tentu saja prosesnya sangat rumit, penuh risiko dan -sekali lagi-, butuh biaya yang tidak sedikit.

Lagi-lagi saya katakan, untuk yang alami itu semua adalah DI. Seorang yang sangat kaya raya. Pemilik perusahaan media besar (Jawa Pos Grup) dan usaha dalam bentuk lainnya. Kekayaannya itu membuat dia bisa menggunakan fasilitas apa saja yang tercanggih di dunia ini, demi kesehatan atau keselamatannya. Coba kalau saya yang alami itu, waduh, berat sekali...

Istimewa-nya lagi, beliau tampak menikmati proses tersebut. Buktinya beliau bisa menuliskan pengalaman itu dengan detail, tanpa ada perasaan takut sama sekali. Dari tulisannya itu, tampak beliau tetap gembira dan bersemangat. Beda dengan sebagian besar kita, bila sakit sedikit, bisa stress hingga frustasi sendiri.

Sebagai pembaca, saya merasa Pak DI telah membagikan pengalaman yang sangat berharga. Bila kita sakit, butuh proses yang panjang serta mahal untuk bisa sehat. Karenanya, selagi sehat, pandai-pandai bersyukur. Biar pun gaji masih di bawah UMR/UMP, asalkan tetap sehat, berbahagialah selalu.

Kebiasaan menulisan aktivitas harian Pak DI ini juga menginspirasi banyak orang. Saya juga ikut menerapkannya, meski kualitasnya berbeda sangat jauh. Saya hanya mampu menuliskan pengalaman-pengalaman murahan.

Selain saya, anaknya sendiri juga ikut menerapkan kebiasaan itu. Di Jawa Pos, setiap hari Rabu kita selalu menemukan tulisan Mas Azrul Ananda, anak Pak DI. Gaya tulisan Mas Azrul juga persis bapaknya. Ringan, santai dan tetap bermakna.

Saya senang mengikuti tulisan orang-orang yang mau berbagi pengalaman berharganya. Terima kasih Pak DI. Semoga sehat selalu...Gbu

(*Tulisan ini sebelumnya tayang di Facebook tanggal 4 Maret 2018)



Posting Komentar

0 Komentar