Kabar Gembira*

Kabar Gembira
Tulisan penulis yang berhasil dimuat di media massa lokal
(*Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal 16 Desember 2017)

Saya menulis artikel ini menjelang perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) bulan lalu. Lalu saya kirim ke media, 2 hari setelah HKN. Keesokan harinya, saya langsung membeli koran, cek tulisan itu dimuat atau tidak? Tidak ada. Saya kecewa, lalu mengutuki diri sendiri karena belum mampu menulis dengan baik.
Para redaktur media massa kadang menjengkelkan. Mereka tidak pernah membalas e-mail yang kita kirim. Apakah tulisan kita dimuat atau tidak, hanya mereka dan Tuhan yang tahu. Mau tidak mau, kita harus cek koran tiap pagi, pura-pura lihat headline berita, padahal tujuannya utamanya melihat tulisan sendiri, sudah dimuat atau tidak?
Dua hari setelah pengiriman, tulisan itu tidak kunjung dimuat, harapan saya pupus. Saya anggap tulisan itu bernasib gagal. Saya pun malas membukanya lagi untuk sekedar baca ulang atau direvisi seperlunya. Saya pendam saja nakah itu dalam-dalam. Hampir dihapus dari laptop.
Eh, pagi ini benar-benar terkejut. Seorang teman memberi kabar lewat foto, tulisan itu ternyata sudah dimuat sejak 19 November 2017. Saya benar-benar kaget, baru tahu informasinya.
Itulah susahnya mengirim tulisan ke media massa, tapi tidak berlangganan koran. Ditambah redaktur yang malas membalas e-mail pengirim tulisan. Akhirnya, nasib tulisan kita sulit ditebak dan ditelisuri. Beruntung ada teman di mana-mana. Kadang mereka seperti Malaikat Gabriel, memberikan kabar gembira di waktu yang tak terduga.
Buat penulis senior, harap maklum dengan reaksi dari kami yang baru belajar menulis. Kami agak kagetan kalau ada tulisan yang berhasil muat di koran. Maklum, anak kemarin sore yang baru belajar menulis. Kegembiraan ini akan memacu semangat untuk terus berlatih menulis.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih buat Tuhan; media yang mau memuat tulisan itu; dan orang-orang yang mau membacanya. Semoga bermanfaat...Gbu

Posting Komentar

0 Komentar