Gibran's Daily Activity (14)*

Gibran's Daily Activity (14)
Saya bersama Gibran bermaian ayunan di posyandu
(*Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal 5 Desember 2017)
Rutinitas setiap tanggal 5, kami mengantar Gibran ke posyandu. Selain pemantauan tumbuh-kembang dan imunisasi, ada hal lain yang menyenangkan di sana. Kami bisa bertemu dengan orangtua lain, sehingga memungkinkan bertukar informasi dan pengalaman merawat anak. Ada satu lagi yang saya favoritkan, di sana ada sarana bermain.
Hari ini, saya sengaja mengajak Gibran dan ibunya pergi lebih awal. Hal itu dilakukan agar leluasa menggunakan fasilitas permainan yang ada. Kami #JalanPagi bersama. Pukul 08.00 kami tiba di sana, sementara pelayanan posyandu baru dimulai efektif pukul 09.00.
Saya dan Gibran langsung duduk di atas ayunan. Mama Gibran sempat melarang, "Heh, itu hanya untuk anak-anak. Tidak kuat buat orang dewasa. Apalagi gemuk".
Tentu saja saya jengkel dibilang gemuk. Saya tidak hiraukan larangan itu. Kalau memang benar-benar putus, baru saya bertobat. Apalagi suasana masih sepi, saya dan Gibran bisa bermain dengan leluasa.
Ayunan mulai bergerak pelan. Gibran tampaknya menikmati permainan itu. Saya juga merasa rileks berada di sana.
Sambil bermain ayunan, saya coba mengingat kenangan semasa kecil. Tidak ada fasilitas seperti ini. Kalau mau main ayunan, kami harus membeli tali kemudian kedua ujungnya diikat pada cabang kayu yang kokoh. Memang berhasil, tapi kadang bokong kami tergores karena gesekan tali nilon.
Saya mendekap Gibran dengan erat sambil bergumam, "Kamu beruntung hidup di zaman yang lebih modern. Pemerintah sudah fasilitasi hingga permainan ayunan seperi ini".
Saya juga pernah mendengar dari seorang pendamping desa, bahwa #DanaDesa tidak hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur fisik. Salah satu program andalan di tiap desa bertujuan untuk pengembangan sumber daya manusia. Bentuknya, setiap desa hampir memiliki PAUD. Anak-anak bisa bermain sambil belajar. Semua fasilitas pendukung telah disiapkan. Harapannya, anak-anak terbiasa belajar sehingga makin giat membaca serta kreatif bila memasuki pendidikan selanjutnya.
Saya kagum dengan program seperti itu. Membangun Indonesia dari pinggiran telah terbukti, bukan hanya slogan saja di era pemerintahan #Jokowi. Geliat aksinya mulai terlihat. Anak-anak tidak lagi mengisi waktu senggangnya dengan bermain di hutan. Mereka dipersiapkan baik-baik untuk kelangsungan masa depan bangsa.
***
Saya baru saja turun dari ayunan saat penanggungjawab posyandu tiba. Beruntung dia tidak lihat saat saya ikut duduk di sana. Pasti saya dimarahi kalau kedapatan. Yah, memang fasilitas itu hanya untuk anak-anak.
Setelah berbasa-basi sebentar, petugas memulai kegiatannya. Gibran pun ditimbang, beratnya 9 Kg, naik 6 ons dari bulan lalu. Setelah itu, Gibran diberikan imunisasi polio 4.
Saat pulang, saya masih menyesali diri sendiri, kenapa hidup di zaman tanpa adanya ayunan semasa kanak-kanak ?

Posting Komentar

0 Komentar