Gibran*

Gibran
Gibran Suhardin
(*Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal 16 Desember 2017)

Kau mentari pagi, candai aku dengan senyum, seolah mau pamer gigi yang baru tumbuh satu
Kau langit biru, mendamaikan perasaanku dengan tatapan bening bola mata yang lugu
Kau semburat senja, hibur aku dengan tepuk tangan, meski kau melakukannya masih kaku
Kau kadang jadi terik, sakiti aku dengan cakaran kuku, girang sekali, karena apa itu sakit kau belum tahu
Kau juga guntur dan kilat saat mendung, kageti aku dengan kentut, puk atau piss yang datang tak menentu
Hari ini saya tertawa puas, kau terbangun setelah dikageti bunyi kentut yang lebih dasyat dari kentut-mu.

Posting Komentar

0 Komentar