Kepada Para Pembuang Bayi*

Kepada Para Pembuang Bayi
Suasana yang menggambarkan perasaan atas tindakan pembuang bayi
(*Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal 7 November 2017)

Bapak-Ibu Pembuang Bayi, Selamat Pagi...
Pembuangan bayi di Kupang-NTT seperti rutinitas bulanan. Sejauh yang saya ikuti, kasusnya selalu terjadi hampir tiap bulan dan selalu menghebohkan lini masa media sosial.
Ada 2 kasus terbaru yang saya ingat baik informasinya. Pertama, berapa bulan lalu ditemukan bayi di Kelurahan Penfui. Meski tidak manusiawi, kasus itu masih dianggap baik karena anaknya masih ditemukan dalam kondisi hidup. Dari foto yang beredar, bayinya berpakaian lengkap dan dibungkus dengan kain. Kabarnya bayi itu sudah diurus dengan baik oleh pihak yang berwajib.
Kedua, kasus yang baru saja terjadi hari minggu kemarin (5/11). Di Kelurahan TDM, ditemukan bayi di balik batu karang. Tentu ini lebih keji dari kasus pertama. Anaknya (mungkin) sengaja ditendesi batu karang agak meninggal sehingga tidak menimbulkan suara isakan tangis yang membuat gampang diketahui orang lain.
Apapun modelnya, pembuangan bayi tidak dibenarkan. Peraturan negara (UU), ajaran agama, hukum adat, dan pandangan kita sendiri sebagai manusia yang bermartabat, tidak satu pun yang mengijinkan hal itu terjadi.
Apa alasan orangtua yang membuang bayi tersebut ??? Perlu ada penelitian yang mendalam soal ini.
Apapun alasan yang melatarbelakangi pembuangan bayi itu, saya ingin bercerita sedikit kepada orangtua pembuang bayi itu, tentang serunya merawat anak.
Saya seorang ayah dari bayi yang berusia hampir 6 bulan. Banyak pengalaman yang menyenangkan yang saya dapatkan selama berinteraksi dengan bayi/anak. Saya hanya mengisahkan beberapa hal yang sempat saya ingat saja.
Pertama, saat anak kita baru saja lahir, bahagianya luar biasa. Kita perhatikan dia begitu tidak berdaya, butuh banyak perhatian kita orangtua. Sungguh terlalu kalau kita tidak merawatnya. Matanya lebih sering terpejam. Mulutnya yang mungil, sangat lucu saat mencari puting susu ibunya. Ibunya juga terlihat bahagia saat memberikan ASI pertama kalinya. Dia tatap bayi dengan penuh kasih sayang. Puting susu diarahkan pada mulut bayi dan disambutnya dengan antusias isapan sang bayi. Itulah hubungan mesra pertama antara kita orangtua dengannya.
Kedua, saat bayi kita sudah mulai merespon setiap bentuk stimulus yang kita berikan dengan senyuman atau ocehan, rasanya bahagia sekali. Itulah yang orang-orang bilang, kalau kita bermain dengan anak sepulang kerja, rasa capek selama kerja tidak kita hiraukan lagi.
Ketiga, saat kita sebagai suami dan istri saling berselisih pendapat soal cara merawat anak. Perdebatan sengit tidak bisa dihindari. Kadang sampai tidak saling bicara. Ngambek. Tapi, situasi itu tidak akan lama. Sebab, saat melihat anak bertingkah lucu, biasanya sama-sama tertawa. Mesra lagi.
Keempat...
Ah, rasanya tidak berguna saya tuliskan semua dengan panjang lebar. Memangnya Bapak-Ibu pembuang anak itu akan membacanya ?
Saya yakin mereka tidak akan membacanya. Sebab, kalau mereka terbiasa membaca (berliterasi), tidak mungkin mereka melakukan hal bodoh itu: membuang anak sendiri.
Kembali lagi, persoalan dasar masalah sosial selama ini bermula dari rendahnya kesadaran berliterasi. Makanya saya selalu antusias bila diajak oleh pegiat literasi di Kupang-NTT untuk menjalankan visi mengakarkan gerakan literasi di bumi NTT.
Berliterasi memungkin kita memiliki pemahaman yang benar tentang berbagai persoalan hidup. Bila sudah paham, mana mungkin bertindak bodoh seperti membuang bayi dan tindakan ceroboh lainnya.
Saya tertarik dengan gerakan literasi yang dilakukan oleh Media pendidikan cakrawala NTT, Komunitas Secangkir Kopi (KSK) Kupang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kiranya semua gerakan ini bisa menjawabi mimpi besar kita: "Menuju generasi emas NTT 2050". Generasi yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Generasi yang tidak membuang bayi, tapi sebaliknya tercipta generasi yang sangat mencintai hidup dan kehidupan ini.
Kasih ibu (orangtua) tetap "Bagai sang surya, menyinari dunia".
Atau begaimana pegiat literasi NTT ? Kae Richarno GustyLamawato Eddy,Rian SeongEl Roby KapitanMuhammad Soleh KadirMaksimus Masan KianMaOdy, dkk.

Posting Komentar

0 Komentar