Jangan Seperti Bapak!*

Jangan Seperti Bapak!
Gibran bersama bapak
(Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal 12 November 2017)

Ternyata hari ini hari ayah. Saya tahu dari beberapa tulisan di lini masa facebook. Saya pun teringat ayah. Beberapa hari lalu saya sempat menulis kisah lucu bersamanya.
Sebelum saya lanjut, mohon ijin ganti istilah dulu. Saya sering memanggilnya bapa (tanpa K), bukan ayah. Jadi, bagi saya ini namanya hari bapak.
Saya setuju dengan sebagian besar orang yang pernah menulis tentang bapaknya masing-masing, dimana mereka mengakuinya sebagai "Tuhan" yang terlihat atau pahlawan yang sesungguhnya.
Saya pernah menganggap bapak sebagai orang yang galak dan pelit. Penilaian itu berubah semenjak saya selesaikan pendidikan D3 Keperawatan di Kupang. Ternyata, bapak punya maksud-maksud tertentu yang ujung-ujungnya untuk kebaikan kami anaknya. Bapak dan juga mama adalah "Tuhan" yang kita lihat dan pahlawan yang nyata.
Dari sekian bapak kisah dan nasehat, ada satu yang saya bagikan saat ini. Saat kecil (masa kanak-kanak), bapak selalu bercerita bagaimana bapaknya (kakek) mendidik dirinya.
Menurut bapak, kakek-nenek sering menasehati agar dirinya berjuang sehingga bisa lebih baik dari mereka. "Kalau saat ini kami hanya bertani dan beternak, maka kalian harus lebih baik dari itu", kira-kira begitu pesan mereka.
Lalu bapak bilang ke saya, "Nah, sekarang bapak menjadi guru. Kamu nanti juga begitu, harus bisa lebih baik dari kami".
Saya hanya mengangguk saja, biar bapak senang. Sampai saat ini, saya belum pernah merasa lebih baik dari mereka. Ah, mungkin mereka kecewa. Saya juga belum pernah tanyakan bahkan memang tidak berniat untuk bertanya soal itu.
Meski begitu, sebagai bapaknya Gibran dan juga adiknya nanti, saya memiliki harapan yang sama. Anak-anak mesti bisa lebih baik dari kondisi kami, orangtuanya saat ini. Itulah mengapa judul tulisan ini, "Jangan Seperti Bapak".
Judul itu sebenarnya judul sebuah lagu dari seorang penyanyi yang memiliki nama panggung "Iksan Skuter". Saya menyukai lagunya itu dan beberapa lagunya yang lain.
Selama ini, kita hanya mendengar lagu tentang "Ayah dan Ibu" yang dinyanyikan oleh anak. Anak menyanyikan untuk ayah dan ibunya. Lagu Iksan berbeda. Lagunya cocok dinyanyikan ayah untuk anaknya.
Lirik lagunya juga bagus, sangat mewakili perasaan saya sebagai ayah. Saya akan tulis liriknya biar Anda juga bisa tahu. Memang sebaiknya Anda mendengar langsung, cek saja di Youtube !
Syairnya sebagai berikut:
Nak, janganlah seperti bapak !
Yang susah mewujudkan mimpinya
Besarlah dengan semua harapan yang kamu miliki
Ku iringi doa dari hati kami

Nak, maafkanlah bapakmu
Jikalau ada yang kurang dariku
Jagalah cinta dan sebarkanlah dengan nurani jiwa
Yang akan meneduhkan semesta

Terbanglah terbang melambung ke angkasa
Turuti apa katamu
Tingilah tinggi dan seperti matahari
Menyinari seisi dunia

***
Oh iya, selain hari ayah, hari ini juga merupakan HKN ke-53. HKN kali ini ada kaitannya juga dengan hari ayah.
HKN kali ini menggaungkan tema, "Sehat keluargaku, Sehat Indonesiaku". Tema tersebut mencerminkan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga.
Bicara soal keluarga, ada ayah yang cukup berperan di sana. Bila ayah memahami, menyadari dan mempraktikkan perilaku hidup sehat, tentunya anggota keluarga lain akan mengikuti. Keluarga sehat, masyarakat ikut sehat dan negara makin kuat.
Keluarga memiliki tanggungjawab yang besar dalam memenuhi kesehatan anggotanya. Terdapat 12 indikator capaian keluarga yang diharapkan, yaitu:
1. Mengikuti program KB
2. Ibu melahirkan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapatkan ASI ekslusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar.
7. Penderita hipertensi lakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Tidak ada yang merokok
10. Anggota JKN
11. Mempunyai akses sarana air bersih
12. Mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

Selain itu, #HKN53 kali ini juga fokus memasyaratkan Germas (Gerakan masyarakat hidup sehat). Langkah-langkahnya mudah, seperti:
1. Melakukan aktivitas fisik (30 menit/hari)
2. Mengonsumsi sayur dan buah
3. Memeriksa kesehatan secara rutin
4. Tidak merokok
5. Tidak mengonsumsi alkohol
6. Membersihkan lingkungan
7. Menggunakan jamban

Itulah pesan-pesan penting HKN kali ini. Ayah/Bapak sebagai pemimpin keluarga diharapkan bisa mewujudkan pesan tersebut. HKN dan hari ayah dirayakan bersamaan. Tentunya ini ada maksud tertentu, buka sekedar kebetulan semata.
Akhirnya, saya mengucapkan:
Pertama, selamat hari ayah buat ayah dulu, ayah saat ini, dan ayah masa mendatang. Jadilah ayah yang sesungguhnya.
Kedua, selamat Hari Kesehatan Nasional ke-53. Kiranya semua bisa menjadi keluarga sehat dan produktif. Sehat keluargaku, sehat Indonesiaku...!!!
***
Buat anak-anak kami, bila bapak tidak bisa menjadi sook yang diharapkan, ingatlah lagi lagu/doa tadi, "Jangan seperti bapak !"

Posting Komentar

0 Komentar