Jalan Pagi (9)*


Jalan Pagi (9)
Sukses isi dua
(*Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal  September 2017)

Sambil menyelam, usahakan tidak hanya minum air, tapi tangkap ikan juga. Selama jogging, saya selalu memdengarkan radio. Itulah upaya untuk mendapat manfaat lebih. Bugarnya dapat, informasi dan hiburannya juga dapat. Lumayan komplit.
Seperti jalan pagi ini, saya lakukan sambil mendengarkan Radio Suara Kabupaten Kupang (RSKK). Ada acara favorit saya setiap pukul 05.30 pada saluran itu, yaitu Tapin Paku (Koreksi bila saya salah menuliskannya). Isinya berupa renungan dan motivasi tentang kehidupan yang disampaikan langsung oleh Bupati Kab. Kupang, Bpk. Ayub Titu Eki.
Konten acaranya sangat baik, berisi informasi yang positif. Tidak pernah saya mendengar Pak Ayub menggunakan media ini untuk kepentingan politiknya. Dia berbicara untuk mengubah mind-set masyarakat dari yang malas menjadi rajin; dari tidak pernah bersyukur menjadi pandai bersyukur, dari pola hidup tidak sehat menjadi lebih sehat; dan sebagainya.
Acara tersebut makin menarik karena beliau adalah seorang bupati. Sependek yang saya tahu, mungkin dia bupati pertama yang mempunyai acara khusus di radio. Wawasannya cukup luas. Ketahuan sekali beliau rajin membaca buku, sebab seringkali dia mengutip kalimat-kalimat penulis tersohor. Apalagi kalau soal Alkitab (kitab suci agama Kristen), beliau sangat menguasainya. Awalnya saya mengira beliau itu seorang pendeta, ternyata bukan.
Pagi ini, dia berbicara soal waktu. Dia mengawali pembicaraannya dengan mengutip Albert Einstein yang mengatakan eksistensi manusia berada pada ruang dan waktu. Selanjutnya, Pak Ayub menfokuskan pada pentingnya memanfaatkan waktu yang ada.
Intisarinya begini: Waktu itu tidak pernah berulang. Cuman, kita merasa waktu itu berulang gara-gara melihat matahari terbit - tenggelam dan arloji atau jarum jam berputar kembali pada angka 1-12. Padahal, sebenarnya waktu itu tidak pernah terulang. Waktu terus berjalan tanpa bisa dihentikan oleh siapapun. Bukti waktu terus berjalan, beliau katakan, tidak bisa merayakan ulang yang sama setiap tahunnya. Misalnya tahun ini berusia 17 tahun, maka tahun berikutnya berusia 18 tahun, bukan 17 lagi.
Nah, karena waktu terus berjalan, gunakan sebaik-baiknya. Manfaatkan sebaik mungkin agar hidup kita lebih bernilai bagi sesama dan alam semesta. Bila sering menunda suatu pekerjaan, waktu tidak bisa dikompromi untuk 'pause' dulu. Waktu terus berlalu, sementara kita belum melakukan apa-apa. Maka, berikutnya datanglah penyesalan dan pandai mengkambinghitamkan apa saja.
Pak Ayub juga mengatakan kalau waktu itu adalah pemberian Tuhan. Bila saatnya Tuhan mengambil waktu kita, maka habislah sudah. Syukuri pemberian Tuhan itu dengan baik. Berdosa bila mengabaikan waktu yang Tuhan berikan itu.
Supaya mudah memanfaatkan waktu, ada nasehat yang mungkin membantu atau meningkatkan semangat. Berpikirlah atau andaikan hari ini adalah hari terakhir kita hidup di dunia, apa yang akan kita lakukan ? Semoga jawabannya berupa hal-hal yang positif.
***
Berkaitan dengan pemanfaatan waktu, apa yang sebaiknya kita lakukan saat pagi hari ?
Informasi yang saya dengar dan baca, diketahui bahwa, terdapat ritual-ritual yang sering dilakukan oleh orang-orang sukses saat pagi hari. Banyak orang yang meyakini, kalau kita meniru kebiasaan orang sukses tersebut, kita juga bisa ikut sukses.
Apa saja ritual pagi yang dilakukan orang sukses tersebut ? Mereka sudah merangkum 10 kegiatan saat bangun pagi yang dapat meningkatkan kesuksesan. Kegiatan itu relatif mudah dilakukan oleh siapapun dan di manapun berada. Saya ingin membagikannya pada Anda, tapi tidak hari ini. Mungkin esok, lusa atau pada saat yang tepat nantinya.
Saat ini saya hanya mau katakan, bila ingin sukses, belilah mie seperti pada foto. Mie sukses isi 2, ada 2 bungkus pula. Itu artinya, kita bisa mendapatkan sukses dobel-dobel. Yes, bersama mie kita bisa sukses, Amin.

Posting Komentar

0 Komentar