![]() |
| Foto bersama perawat (PPNI NTT) bersama Pak Paul Liyanto (DPD RI) |
(*Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal 2 November 2017)
Kemarin (1/11), setelah #JalanPagi saya teruskan perjalanan ke Stikes CHMK. Jika Anda mengikuti informasi di facebook saya, tentu Anda tahu apa yang kami lakukan di sana. Kemarin saya juga sudah berjanji menuliskan sedikit jalannya kegiatan agar diketahui khalayak, khususnya rekan sejawat perawat.
Iya, kemarin komunitas perawat NTT yang bernaung dalam PPNI menghadiri undangan salah satu anggota DPD NTT, Ir. Paul Liyanto dalam rangka menyerap aspirasi dari perawat-perawat NTT.
Acara dipandu langsung oleh Ketua DPW PPNI NTT, Bapak Aemilianusm Seran dan didampingi oleh ketua DPD Kota Kupang, Bapak Niko Kewuan. Kegiatan yang dihadiri oleh utusan dari seluruh perawat di Kota dan Kabupaten Kupang ini (Institiusi pendidikan, rumah sakit pemerintah/swasta, puskesmas, klinik, dll), terbagi menjadi 5 bagian utama.
Pertama, Pak Paul menjelas tugas dan fungsi DPD. Menurutnya, tugas DPD itu sama dengan DPR, memilih 3 fungsi utama: legislatif, budgeting, dan pengawasan. Beliau bertugas di komisi 3 yang menangani beberapa bidang, salah satunya kesehatan.
Keinginan beliau bertemu dengan perawat, dimaksudkan untuk menyerap aspirasi perawat di NTT, sehingga bisa diteruskan dalam rapat di DPD pusat atau dijadi data dalam menjalankan tugas, berkaitan dengan 3 fungsinya di atas.
Kedua, Pak Paul memaparkan beberapa perkembangan terbaru tentang UU, RUU, serta peraturan lain yang sedang didiskusikan di DPD RI dan DPR RI. Hal ini dimaksudkan agar perawat bisa memberi saran, apa sebaiknya yang diatur. Pada kesempatan ini juga disampaikan kondisi atau masalah-masalah yang dialami perawat secara nasional. Beliau ingin melakukan validasi masalah tersebut serta memastikan ada masalah khusus yang dialami perawat NTT.
Ketiga, merupakan bagian yang ditunggu-tunggu. Perwakilan perawat yang hadir diberi kesempatan menyampaikan aspirasinya. Terlihat sangat antusias. Banyak yang mengancungkan tangan, ingin berbicara. Satu per satu dilayani, hingga tuntas. Tercatat ada 13 poin penting yang menjadi permasalahan bagi perawat di NTT.
Saya tidak mencatatnya secara detail di sini. Satu hak yang pasti, aspirasi itu sudah dicatat oleh Pak Paul dan timnya. Tapi, secara umum, persoalan yang disampaikan kemarin menyangkut tenaga perawat kontrak, upah perawat yang rendah, kesempatan sekolah lanjut, penyerapan lulusan perawat, institusi pendidikan harus berkualitas, aturan turunan dari UU keperawatan, dan sebagainya. Apa yang disampaikan oleh perwakilan perawat, saya kirà sudah mewakili semua persoalan perawat.
Keempat, Pak Paul diberi kesempatan menanggapi secara umum aspirasi perawat NTT tersebut. Beliau tidak terlalu banyak menjanjikan hal-hak muluk. Hal yang pasti, semua masalah itu sudan dicatat dan akan diteruskan ke pusat. Persoalan-persoalan ini harus terus digaungkan agar mendapat perhatian pemerintah.
Kelima, kami kedatangan tamu istimewa pada akhir acara. Namnya Maya Rumantir. Katanya dia artis, penyanyi. Tapi, saya tidak kenal. Saat memperkenalkan diri, termayata dia artis tempoe doeloe. Saya sebagai "kid zaman now" tentu saja tidak tahu. Dia pernah ngetop era tahun 80-an.
Kehadirannya di NTT entah untuk apa, saya kurang tahu. Beliau pernah menjadi sahabat Pak Paul di DPD RI dari daerah Sulawesi Utara. Karena sedang berada di Kupang, makanya diundang untuk memeriahkan acara penyerapan aspirasi perawat.
Meski sudah senior (sungkan dibilang tua, soalnya terlihat masih muda), kemampuan menyanyinya masih keren. Kami dihibur 2 lagu. Lumayan, kami perawat yang sedang gunda gulana, sedikit terhibur olehnya.
***
Aspirasi sudah disampaikan. Kita berharap baik saja, aspirasi itu diteruskan dan membuahkan hasil. Bagi saya, menyampaikan aspirasi itu ibarat doa. Kita sampaikan saja dengan tulus, kemudian kita yakini. Sambil menanti jawaban atas doa-doa itu, kita bekerja sebagaimana biasanya. Kerja, kerja, kerja ! Selalu perbaiki kualitas diri, dan yakini saja Tuhan sudah mengatur yang terbaik.
Sebagai orang yang tinggal di NTT, saya tidak begitu khawatir. Nanti Tuhan Tolong. Selamat pagi, Salam #JalanPagi.

0 Komentar