Hujan*

Hujan
Menanti hujan reda
(*Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal 29 November 2017)

Sedang bersepedamotor, tetiba hujan. Saya menepi di pinggiran jembatan Liliba, seperti yang dilakukan orang lain. Ada rumah bekas warung yang sudah tidak dipakai lagi. Katanya, rumah itu akan digusur. Sebelum benar-benar hancur, rumah kosong itu meninggalkan kesan yang dalam bagi kami. Bermanfaat sebagai tempat berteduh dari hujan.
Seorang wanita paruh baya menelepon, "Kaka, murid saya banyak yang datang ?".
Sesaat dia hening mendengat jawaban dari seberang. Lalu dia melanjutkan, "Aduh kaka, tolong kasi tau mereka, esok saja baru les ko ? Te ini hujan besar, neh !".
Setelah mendengar jawaban dari seberang, dia mengakhiri telponnya, "Ok kaka, makasih e..?!".
Sejurus kemudian, dia membuka tas, mengambil mantel lantas menggunakannya, lalu pergi tanpa pamit. Yah, memang dia tidak perlu pamit, kan tidak saling kenal.
Seorang anak muda, mendekati saya sambil tersenyum dan berkata, "Dari mana tadi kaka ?"
Saya membalas dengan senyuman ragu sambil berpikir keras, apakah pernah bertemu/kenal dengan anak muda itu. Saya menjawab sekenanya, "Habis jalan-jalan saja, Bro".
"Cuka minyak betul ini hujan", saya pura-pura mengumpat agar suasana lebih cair. Saya pun terus mengingat anak muda itu. Semakin saya berusaha mengingat, semakin nihil hasilnya.
"Aeh, memang sial betul ini hujan !" Dia juga ikut mengeluh.
"Memangnya kenapa, bro ?"
"Tadi kami ada semprot obat kasi mati rumput di kebun. Persiapan mau tanam jagung".
"Wah, obatnya langsung luntur dengan hujan"
"Itu sudah kaka, stress betul".
Saya mengambil hp, pura-pura memeriksa pesan. Saya lihat dia juga melihat-lihat hp. Orang lain di sekitar kami juga sedang tunduk menatap layar hp masing-masing. Mungkin inilah cara membunuh waktu terbaik saat bosan begini.
Saya mau curhat kepada si anak muda tadi, tapi tidak jadi. Saya malu kalau dianggap tidak penting. Sebenarnya saya juga mau bilang, gara-gara hujan ini, istri dan anak saya Gibran, pastinya sedang menunggu bapaknya pulang.
Saya curhat di dinding facebook saja, sambil berharap hujan segera reda.

Posting Komentar

0 Komentar