Roda yang Berderit Pasti Diberi Oli

Suasana diskusi bersama Miss Jenn di Pondok KSK Kupang

Sebuah ungkapan yang baru saya dengar, dan tentu saja menarik, "Roda yang berderit, pasti diberi oli". Saya dengar dari salah seorang narasumber dalam sebuah diskusi tentang beasiswa baru-baru ini. Apa maksud ungkapan tersebut ? Simak ulasannya hingga tuntas.

***
Kurang lebih seminggu lalu, Komunitas Secangkir Kopi (KSK) Kupang, lagi-lagi menghadirkan diskusi yang "bervitamin" sekaligus membahagiakan. Disebut "bervitamin", karena substansi diskusi tentunya memberi manfaat bagi para peserta sebagai pelengkap informasi "bergizi" lainnya. Diskusi ini juga membahagiakan, sebab tidak dipungut biaya alias gratis. Bila beruntung, selain gratis, kita juga menikmati secangkir kopi plus kudapannya. Kurang baik apa lagi ???

Sebagaimana biasanya, KSK selalu menghadirkan narasumber yang inpiratif. Dalam diskusi kemarin, dihadirkan seorang tamu asing dari Amerika. Saya tidak ingat nama lengkapnya, tapi kami memanggilnya: Miss Jenn. Dia berstatus sebagai mahasiswi doktoral di salah satu PT negaranya. Keberadaannya di Kupang saat ini, bermaksud melakukan penelitian tentang literasi di NTT untuk keperluan penulisan disertasinya.

Bicara soal gerakan literasi di NTT, tentu saja kita mengenal MPC (Media Pendidikan Cakrawala) dan KSK (Komunitas Secangkir Kopi). Sejauh ini, merekalah yang paling gesit mengakarkan gerakan literasi di NTT. Itulah sebabnya Miss Jenn meminta bantuan KSK untuk mendapatkan informasi yang presisi tentang literasi di NTT. Pada kesempatan yang sama, KSK meminta kesediaan Miss Jenn berbagi cerita tentang kuliah di Amerika dengan beasiswa. Hubungan yang 'simbiosis mutualisme'.

Banyak hal yang dikisahkan Miss Jenn terkait kiat-kiat mendapatkan beasiswa untuk studi di Amerika. Saya cukup menyaripatikan dua hal saja, tentunya hal yang paling penting.

Pertama, kalau kita punya impian mendapatkan beasiswa, jadilah pribadi yang bermanfaat atau berdampak bagi sesama. Jadilah orang yang berpengaruh, dalam artian yang positif, bisa memimpin lebih banyak orang dalam mewujudkan cita-cita bersama, khususnya yang bermanfaat bagi masyarakat umum. Pemberi beasiswa lebih memililih individu yang pernah menjadi pemimpin atau pengurus sebuah komunitas atau organisasi yang kegiatannya berdampak bagi sesama.

Mereka mencari figur pemimpin masa depan, agar mampu memajukan daerah atau negaranya. Dalam persyaratan beasiswa pun, calon penerima harus memiliki rencana konkrit yang berkaitan dengan pembangunan daerahnya. Jadi, pergi kuliah ke luar negeri bukan untuk gaya-gayaan saja. Belajar lebih baik, kemudian kembali ke tanah air untuk berkarya nyata.

Kedua, sebagai pemburu beasiswa, kita tidak boleh diam. Aktif mencari informasi; aktif mempersiapkan diri untuk berbagai test; dan aktif mencoba apa saja (tidak gampang menyerah). Nah, mengenai hal ini, Miss Jenn melontarkan ungkapan yang disinggung pada bagian awal tulisan ini: "Roda yang berderit, pasti diberi oli".

Saya tidak begitu tahu maksud asli dari ungkapan itu. Tapi, dari konteks pembicaraan Miss Jenn, saya bisa mengartikannya sebagai berikut.

"Roda yang berderit", menggambarkan usaha yang tidak berhenti. Terus berupaya tanpa kenal lelah. Bila diumpamakan roda yang berputar, lama-kelamaan akan berderit juga akibat kurangnya pelumas.

"Pasti diberi oli" itu bertujuan agar roda tadi tidak berderit lagi. Kata "pasti" itu berarti sebuah jaminan akan hasil yang diterima. Karena bila tidak diberi oli, suara berderit itu tentunya sangat mengganggu. Dalam konteks mencari beasiswa, kalau kita terus-menerus berusaha (berderit), pasti suatu saat ada lembaga donatur yang memberikannya (diberi oli).

Ungkapan itu juga -saya kira- berlaku untuk semua aspek kehidupan kita. Apa pun pekerjaan kita, kalau terus dilakukan secara konsisten, pasti diberi oli. Oli itu sebagai simbol berkat atau hasil yang akan dicapai.

Belajar Bahasa Asing

Selama mengikuti diskusi tersebut, saya tidak begitu tertarik soal persyaratan yang diberikan oleh pemberi dana. Sebab, informasi itu sudah saya baca atau kita bisa baca di berbagai situs online. Saya justru tertarik pada kemampuan Miss Jenn berbahasa Indonesia. Dia bicara cukup fasih dan lancar dengan bahasa Indonesia.

Saya pun bertanya, "Bagaimana kiatnya dalam belajar bahasa Indonesia, sehingga bisa sefasih sekarang ?"

Dia menuturkan, butuh kerja keras. Kalau mengimpikan sesuatu, berjuanglah sungguh-sungguh. Tiap hari dìa menyisihkan waktu minimal 3 jam belajar bahasa Indonesia. Dia mengikuti kursus, rajin membaca artikel berbahasa Indonesia, serta menyaksikan acara TV Indonesia.

Dia mengaku sangat terbantu dengan sinetron "Preman Pensiun", dalam belajar bahasa Indonesia. Intinya harus dilakukan terus menerus secara serius, pasti bisa dapatkan hasilnya.

Pengalaman belajar bahasa Miss Jenn, bisa kita terapkan juga dalam belajar bahasa inggris. Okelah, satu hal yang perlu kita ingat: roda yang berderit, pasti diberi oli...

Posting Komentar

0 Komentar