Bapak Kades Idaman

Foto bersama Bapak Kepala Desa Tolnaku

Saudara/i sekalian, perkenalkan, Bapak yang foto bersama saya ini bernama: Ananias Mella. Saat ini beliau menjabat sebagai Kepala Desa Tolnaku, Kec. Fatuleu, Kab. Kupang. 

Beliau merupakan "aktor intelektual" dibalik penyambutan yang meriah dan hikmat kepada keluarga besar Akper Maranatha Kupang, khususnya bagi mahasiswa/i yang akan menjalankan Praktik Keperawatan Komunitas di wilayah pemerintahannya.

Kemarin (Senin, 5/6/17), keluarga besar Akper Maranatha disambut secara khusus dimulai kurang lebih 100 meter dari kantor desa dengan tari-tarian adat orang Tolnaku. Bisikan dari orang di sekitar saya mengatakan, itu merupakan tarian giring-giring. Ada pula yang bilang, itu tarian perang. Apapun namanya, menurut salah seorang penarin, tarian itu mereka biasa bawakan saat menyambut tamu-tamu istimewa.

Tarian itu mengantar kami hingga di halaman kantor Desa Tolnaku. Di sana, kami disambut lagi oleh nyanyian dari dua orang penyanyi, warga asli Tolnaku. Keduanya piawai memaikan gitar serta dianugerahi suara yang merdu. Meski terik menyengat, alunan yang indah itu membuat kami tetap merasa seperti ada semilir angin sepoi-sepoi. Suasana saat itu sungguh menyejukkan jiwa.

Pada pertengahan lagu, dua gadis cantik Tolnaku mengalungkan selendang kepada pimpinan rombongan. Satu dikalungkan untuk Camat Fatuleu, dan satunya lagi untuk Direktur Akper Maranatha Kupang. Tepuk tangan meriah dari semua hadirin, menggelegar di akhir lagu penyambutan.

Tidak habis di situ, acara penyambutan dilanjutkan lagi dengan Natoni. Seorang tetua adat memberikan sambutan lewat kalimat-kalimat khusus yang diyakini bermakna sangat sakral. Tidak semua orang bisa dan tidak semua pantas menyampaikan Natoni. 

Menurut sumber yang dapat dipercaya, -langsung dari orang Timor-, upacara Natoni pada intinya mau menyambut tamu secara baik, sehingga mereka bisa nyaman dan aman selama berada di wilayah mereka karena senantiasa dilindungi oleh Tuhan dan leluhur daerah setempat. Itulah rangkaian penerimaan adat yang sungguh istimewa.

Selama acara penerimaan secara adat tersebut (lagu dan natoni), semua menggunakan bahasa Timor. Jujur, tidak satu pun yang saya mengerti artinya. Apalagi untuk memaknainya secara baik.

Tapi, saya bisa merasakan sensasi yang istimewa dimana mereka telah menyambut kami dengan penuh hormat dan kerendahan hati. Kalau mau diibaratkan, penerimaan itu seperti seorang gadis yang baru bertemu dengan kekasihnya, langsung disambut dalam pangkuan, dipeluk erat dan dicium pada keningnya. Bulu kuduk saya beberapa kali merinding, dan jantung berdegup lebih kencang dari biasanya.

Penerimaan yang ramah dan baik itu, tentu saja diatur oleh Bapak Kepala Desa. Beliau juga secara pribadi sangat ramah, dan selalu tersenyum saat diajak bicara. Meskipun sesekali dia juga bisa galak untuk mengubah hal-hal kurang baik yang dilakukan staff maupun masyarakatnya.

Dia bercerita, kalau dirinya baru saja dilantik sebagai kepala desa. Meskipun baru, dia segera melakukan kerja nyata, khususnya menata kantor desa sehingga terlihat lebih rapih dan indah. Ruangan cukup bersih, beberapa profil desa tertempel rapi di dinding dan halamannya terdapat taman bunga.

Dia dipilih secara langsung oleh warga Tolnaku. Saat saya menanyakan, berapa selisih suara dengan kandidat lain saat pemilihan saat itu, dengan sumringah beliau katakan: "Buang putus àdik, ko selisih sampai 200 lebih suara nah".

Saya sengaja bertanya tentang hal itu, supaya tahu seberapa besar cinta masyarakat terhadap dirinya sebagai pemimpin. Cinta atau hormat pada pemimpin merupakan salah satu faktor penentu kemajuan pembangunan di wilayah tersebut. Ada cinta, maka ada kerja sama, ada sinergi, membangun kebersamaan menuju hidup yang lebih baik.

Terbukti saat itu, banyak sekali warga yang hadir dalam acara penerimaan keluarga besar AKM. Mereka bahkan terpaksa membangun satu tenda di luar kantor desa. Warga Tolnaku terlihat sangat antusias.

Terlihat sekali warga Tolnaku mengidolakan Kepala Desa-nya. Saya pun tertarik dan mengidolakan sosok seperti beliau. Itulah makanya saya tanpa malu meminta baliau untuk sekedar foto bersama.

Kamera siap, action.., cekrekkkk....!!!

Posting Komentar

0 Komentar