SAWI YANG TIDAK ASIN MAUPUN MANIS

Penen Sawi

Setelah kangkung, kini saatnya memanen sayur jenis lain, yaitu sawi atau entah apa nama yang sebenarnya. Saya tanya sama orang serumah. Ada yang mengatakan itu namanya sayur asin, ada pula yang bilang itu adalah sayur sawi manis.

Saya bingung. Supaya jelas, sayur mentah itu saya langsung makan sedikit ujungnya. Rasanya hambar. Tidak terasa asin ataupun manis. Saya hanya merasakan daun mentah yang rasanya agak aneh.

Sudahlah, mau apapun namanya, saya bersyukur bisa panen sayur lagi. Tanaman ini, masih bagian dari kegiatan #KupangBatanam yang saya ikuti beberapa bulan lalu. Hasilnya pelan-pelan sudah bisa dinikmati.

Menurut ahli tanaman, sayur yang saya tanam ini tergolong tanaman organik. Sederhananya, tanaman organik itu dirawat tanpa menggunakan pupuk kimia dan insektisida. Tanaman organik hanya menggunakan pupuk organik, baik yang berbentuk padat maupun cair.

Pembuatan pupuk organik cair (POC) sangat mudah dan murah. Sampah organik atau sisa makanan, bisa diolah sedemikian rupa menjadi pupuk yang ramah lingkungan dan ramah bagi tubuh jika dikonsumsi.

Keberadaan sayur ini juga memudahkan saya dalam mengaplikasikan germas (Gerakan masyarakat hidup sehat). Sebab, salah satu anjuran dalam germas adalah meningkatkan konsumsi sayur. Top, klop banget dengan kampanye kesehatan yang kami lakukan kemarin dalam rangka #IND2017.

Kini sudah saatnya menikmati daun muda, fresh from the garden. Ingat, daun muda ini tanpa tanda kutip. Meski tidak berasa asin maupun manis sesuai namanya, bukan masalah. Sebab, semua rasa bisa diatur sesuai dengan keinginan kita. Sebagaimana kita memutuskan hidup ini, mau dinikmati dengan santai atau dipenuhi tekanan/stress. Life is a choice...

***
"Kalau adek nona mengharapkan laki-laki penanam saham, lalu beta yang hanya menjadi penanam sayur, bisa apa ???" (Boros, Mei 2017)

Posting Komentar

0 Komentar