KISAH RINGKAS DARI STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


Tim Manajemen Keperawatan bersama pembimbing

Kurang lebih sebulan, kami –mahasiswa/i Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) FKp UA- melewati praktik manajemen keperawatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA). Banyak sekali pegalaman yang didapat. Jika diceritakan semuanya, saya yakin sangat menarik. Namun, saking asyiknya saya menjalani praktik, sampai-sampai tidak sempat menceritakan hari demi hari.

Saya berusaha merangkum secara singkat, hal-hal penting yang sudah saya dan teman-teman lakukan bersama. Tujuannya sederhana, biar terekam dalam tulisan kalau kami pernah bekerja dan belajar bersama; kami pernah mencetak sejarah bersama; kami pernah membuat cerita atau kisah bersama. Mengenai manfaat atau tidak, bergantung kebutuhan masing-masing pembaca. Syukur-syukur kalau cerita singkat ini bermanfaat. Kalaupun tidak, ya..., kami tetap berharap bermanfaat bagi pihak lain, pada waktu yang lain.
Senyuman ramah ners muda

Persiapan Awal

Hari-hari awal praktik kami lakukan kegiatan pengkajian. Kami menggali kondisi yang berkaitan dengan manajemen keperawatan pada salah satu ruang rawat inap. Secara umum, kami ingin mengetahui kondisi M1 hinggga M5. M1 (Man) itu mencakup ketenagaan atau SDM yang ada di satu ruang rawat inap. M2 (Material) berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan bagi pasien. M3 (Method) mencakup metode-metode yang digunakan perawat dalam keseluruhan proses melayani pasien, misalnya bagaimana menerima pasien yang baru masuk dan melakukan sentralisasi obat; bagaimana melakukan perencanaan pulang (discharge planning) saat pre, intra, dan post dirawat; bagaimana sistem overan atau handover antar shift perawat; bagaimana ronde keperawatan dilaksanakan; dan bagaimana sistem supervisi yang diterapkan. M4 (Money), dikaji mengenai keuangan yang digunakan dalam operasional pelayanan, termasuk biaya maupun metode pembayaran bagi pengguna jasa. Dan yang terakhir, yaitu M5 (Mutu), bisa terlihat dari indikator seperti angka kejadi phlebitis; kejadian pasien jatuh; dekubitus; kesalahan pemberian obat; ISK; pneumonia; dan tingkat kepuasan pasien  terkait pelayanan.
Sibuk merekap data pengkajian
Dari data pengkajian terkumpul, kami menganalisis dengan metode SWOT. Dilanjuti dengan mengidentifikasi masalah yang nyata terjadi, berikut rencana kegiatan yang akan dilakukan sebagai solusi. Plan of action (POA) adalah intisari dari solusi atas masalah yang berhasil teridentifikasi.

Data hasil pengkajian, masalah yang berhasil teridentifikasi, dan rencana kegiatan (POA) didiskusikan bersama saat kegiatan diseminasi awal. Ada Dosen pembimbing, pembimbing klinik, dan teman mahasiswa yang lain akan menilai sekaligus memberi saran yang konkrit, demi keberhasilan kegiatan. Adapun kegiatan diseminasi awal, kami laksanakan pada 16 Novermber 2015 lalu.

Acara diseminasi awal

Action

Semenjak 17 November 2015, kami mulai beraksi. Menerapkan rencana kegiatan yang sudah disetujui. Diawali dengan uji coba peran. Ada yang menjadi kepala ruangan (NUM: nursing unit manager), PP (perawat primer) dan PA (perawat asosiate). Peran tersebut dirubah tiap harinya. Setiap orang (mahasiswa), pasti merasakan semua peran tersebut. Masing-masing kami berupaya mendalami peran secara maksimal. Meski ada pula yang diluar kewajaran, misalnya saat berperan sebagai NUM, selalu mengingatkan yang lain; “Ingat lho, saya ini NUM”. Ya, begitulah kelakuan anak-anak yang belajar jadi NUM. Dasar NUM yang sombong !
Struktur MAKP Primer yang kami terapkan
Kami diberi tanggung jawab mengelolah sejumlah pasien. Mulai diterima sebagai pasien baru hingga perencanaan pulang, atau bisa juga ada pasien yang dirujuk dan meninggal. Kami saling berkoordinasi dan bekerjasama dalam mengelola sistem yang digunakan, sekaligus mengelolah masalah pasien sesuai penyakit yang diderita.
Kesibukan di balik pelayanan prima
Agar bisa dipastikan kami mengelola pasien sesuai standar keilmuan, ada saatnya kami diawasi oleh dosen pembimbing dan pembimbing klinik. Kami diminta untuk bermain peran (roleplay) dalam melaksanakan kegiatan manajemen keperawatan, yang dipantau langsung oleh pembimbing tadi. Adapun roleplay yang sudah kami lakukan adalah penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat (PPB & SO), supervisi, timbang terima (overan shift), ronde keperawatan, perencanaan pulang (discharge planning). Reportase lengkap mengenai kegiatan roleplay itu akan saya tulis khusus. Ikuti saja  informasinya lewat blog ini. Ada juga video roleplay yang tidak kalah menarik untuk diikuti. Tunggu saja ya...!?
Dosen pembimbing dan pembimbing klinik sedang memberi komentar jalannya roleplay
Selama 3 minggu kami menjalani implementasi kegiatan manajemen keperawatan. Tidak mudah. Ternyata mengelola sebuah ruang perawatan termasuk perawatan pasien penuh dengan tantangan. Saat overan shift, kita harus mendengar apa yang harus diperhatikan secara umum mengenai pengaturan ruangan. Begitu pula dengan laporan pasien, mesti teliti mendengar apa saja tindakan yang dilakukan, dan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Tidak cukup hanya laporan lisan maupun tulisan, mesti validasi/cek langsung ke pasien. 
Salah satu roleplay: Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat
Awal shift dimulai dengan menulis rekam medis sebentar. Lalu, menyiapkan dan memberi obat. Satu pasien keluhkan nyeri atau mual-muntah, langsung perhatikan dan beri solusi. Satu pasien mengeluh sesak napas, langsung atur posisi yang nyaman dan beri oksigen. Satu pasien mengeluh demam, beri kompres hangat dan obat antipiretik. Satu keluarga pasien melapor infus macet, langsung perbaiki. Dan masih banyak lagi aktivitas lainnya. Sehabis tindakan, langsung mendokumentasi di rekam medis. Satu jam menjelang shift berakhir, dilakukan observasi tanda-tanda vital dan keluhan. Semua data tersebut akan dimasukan dalam laporan untuk shift selanjutnya, yang dikemas dalam format “SBAR” (Situation, Background, Assesment, Recomendation).
Suasana saat Handover

Happy Ending

Badai pasti berlalu. Begitu pula tanggung jawab dengan praktik manajemen keperawatan, berlalu dengan baik. Semuanya terjadi atas bantuan Yang Maha Kuasa, pembimbing, ners senior, dan khususnya teman-teman (team) yang hebat.
Foto bersama setelah diseminasi akhir
Hari Senin, 7 Desember 2015 lalu, kami mengikuti ujian tulis praktik manajemen keperawatan. Syukur, bisa dilewati dengan baik. Sehari setelahnya, kami langsung adakan diseminasi akhir. Pada diseminasi akhir ini, kami laporkan kembali apa yang sudah dilakukan dan hasil yang dicapai. Termasuk juga hambatan yang dihadapi dan rekomendasi bagi manajemen ruang rawat inap selanjutnya. Bahagia rasanya bisa melewati masa praktik dengan baik. Soal nilai, biarlah Tuhan yang menentukan. Eh salah, maksudnya biarlah dosen yang menentukan.

Tim "Never Give Up"

Pekerjaan yang sulit, menjadi ringan jika ditangani oleh orang-orang yang hebat. Orang hebat itu adalah teman-teman yang sekelompok dengan saya. Berulang kali saya menulis mengenai andil mereka pada bagian lain dari tulisan ini. Saya sangat bersyukur atas anugerah Tuhan yang satu itu.
Pin "Never Give Up" yang jadi penyemangat
Dalam kelompok, kami berjumlah 14 orang. Semua bersepakat mengusung tagline: “Never Give Up”. Memang semuanya teruji sangat tangguh, pantang menyerah hingga akhir. Tim yang hebat itu terdiri dari: Komsiatiningsih, S.Kep; Abas Budianto, S.Kep; Noviani Nastiti, S.Kep; Susana Sukut, S.Kep; Titik Sugiarti, S.Kep; Yulistyorini, S.Kep; Moriana Sembiring, S.Kep; Rafika Fransiska, S.Kep; Dina Karawati, S.Kep; Elfani Febria, S.Kep; Hartin Nadi, S.Kep; Cecilia Indri, S.Kep; Diana Pebrianti, S.Kep; dan saya sendiri yang menulis kisah ini, Saverinus Suhardin, S.Kep.
Inilah anggota tim yang hebat-hebat.
Misalkan tim di atas terus bersama dalam satu tempat pelayanan keperawatan, saya yakin akan berjalan maksimal. Sudah terjalin hubungan yang baik dan memahami peran dengan baik. Manajemen ruangan tertata rapi, dokumentasi lengkap dan jelas, kebutuhan pasien terpenuhi, mutu terjamin, pengguna jasa puas. Tapi, harapan itu tidak mungkin terjadi. Masing-masing akan kembali ke daerah dan tempat kerjanya. Semoga bisa menjadi panutan bagi yang lain di manapun berada.



Posting Komentar

8 Komentar

  1. saya membayangkan disela kesibukan manajemen, sejuta mimpi mampu meringkas untaian perjalanan di stase terberat ini. sukses buat tim nya ya mas saver - dhopink - sejuta mimpi. never give up !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Udin. Sudah mau singgah di "Sejuta Mimpi".

      Hapus
  2. Hello nets saver.
    Senang melihat ada photo saya disitu sedang mencomot pepaya hhaha 😅😅😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha..., Makasih ya Ners Ika sudah mampir di blog saya...

      Hapus
  3. Maaf Ns saya mau tanya apakah di stage kep gerontik di pante jompo analisa swot juga di gunakan seperti praktek manajemen di RS...mksh sblmnya atas bantuannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya analisis SWOT bisa juga digunakan untuk keperluan apa saja, tinggal disesuaikan. Terima kasih dan mohon maaf, baru melihat ada komentar.

      Hapus