Kenangan Saat Masih Mahasiswa Keperawatan |
12 Mei menjadi hari spesial bagi perawat di seluruh dunia. Tanggal
kelahiran tokoh keperawatan moderen itu, Florence Nightingale, telah dijadikan perayaan
hari perawat sedunia. Setiap perawat di masing-masing negara atau daerah,
merayakan momen bahagia tersebut dengan berbagai cara sesuai tema yang yang
diusung. Tahun 2017 ini, International
Council of Nurses (konsil perawat sedunia) menggaungkan tema: “Nurses: A Voice to
lead Achieving The Sustainable Development Goals” (Perawat: terdepan
bersuara untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan). Tema tersebut
relevan dengan tema HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia ke-41 yang
dirayakan 17 Maret lalu, yakni: “Gerakan Perawat Mendukung Masyarakat Sehat”.
Masalah Kesehatan Saat Ini
Saat ini, muncul sejarah baru, penyakit tidak menular (PTM) menjadi
penyebab kematian terbanyak dibandingkan dengan
penyakit infeksi di seluruh dunia. PTM merupakan penyakit kronis dan
tidak ditularkan ke orang lain, terjadi atau berkembang secara lambat.
Penderita akan menyadari bila sudah alami tanda dan gejala yang lanjut.
Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular (penyakit
jantung koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit
paru obstruksi kronis), dan diabetes (Balitbang Kemenkes RI, 2013).
Berbagai PTM tersebut, apabila tidak dicegah atau ditangani secara dini
bisa menimbulkan angkat kesakitan, kecacatan dan kematian yang meningkat.
Kondisi sakit mengakibatkan produktivitas penduduk menurun, serta beban
pembiayaan kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah semakin bertambah.
Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), dari berbagai PTM, ada beberapa
penyakit yang menempatkan NTT dalam kelompok dengan prevalensi tertinggi di
Indonesia, dengan rincian: asma (7,3%), PPOK (10%), diabetes melitus (3,3%)
penyakit jantung koroner (4,4%), gagal jantung (0,8%), gagal ginjal (0,3%), dan
penyakit sendi (33,1%). Saat ini angkat tersebut bisa saja semakin bertambah.
Butuh riset terbaru untuk mengonfirmasinya.
Secara umum, berbagai PTM terjadi akibat pola atau gaya hidup yang tidak
sehat. Kebiasaan mengabaikan olahraga, makanan cepat saji yang mengandung banyak
pengawet serta berkalori tinggi, makanan yang banyak mengandung lemak jenuh,
melakukan rutinitas yang sangat minim bergerak, konsumsi alkohol yang tinggi,
merokok, serta perilaku buruk lainnya menjadi faktor risiko terjadi berbagai
PTM.
Perawat, Terdepan Menyuarakan Upaya Pencapaian Germas
Langkah pencegahan selalu menjadi pilihan yang terbaik. Oleh karena itu,
tindakan promotif dan preventif menjadi prioritas dalam mengendalikan berbagai
PTM tersebut. Saat ini, pemerintah RI telah mencanang suatu gerakan yang sangat
positif, dengan nama: “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)”, lewat Intruksi
Presiden nomor 1 tahun 2017.
Inspres tersebut dimaksudkan untuk mempercepat dan mensinergikan tindakan
dari upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas
penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit.
Germas tersebut berupa: peningkatan
aktivitas fisik; peningkatan perilaku hidup sehat; penyediaan pangan sehat dan
percepatan perbaikan gizi; peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
peningkatan kualitas lingkungan; dan peningkatan edukasi hidup sehat.
Lebih lanjut, Kemenkes RI saat ini lebih menitikberatkan atau fokus pada 3
gerakan utama, yaitu: melakukan aktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit;
meningkatkan konsumsi makanan bergizi, sayur dan buah; melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali.
Keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional yang dilakukan perawat
sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan. Karenanya, perawat punya
tanggung jawab yang sama dengan profesi kesehatan lainnya dalam mempraktikan
serta menyuarakan germas. Apalagi keberadaan perawat sangat strategis sebagai
profesi kesehatan dengan jumlah terbanyak, hampir ada di setiap tingkat
pelayanan kesehatan.
Supaya germas bisa sukses menjadi gerakan bersama seluruh rakyat Indonesia,
perawat bisa menyuarakan germas secara pribadi, lewat organisasi profesi, dan
bekerjasama dengan tim kesehatan lain atau non-kesehatan.
Pertama, secara individu perawat bisa menyuarakan germas dengan berbagai
cara. Perawat bisa menjadi role model
atau contoh bagi masyarakat lain dalam penerapan germas. Tidak mungkin
masyarakat awam mau dan mampu melakukan bila tidak ada tokoh yang patut ditiru.
Selanjutnya, perawat bisa memberi anjuran kepada pasien yang dirawat agar
termotivasi ikut melakukan germas.
Kedua, perawat bisa menyuarakan germas bersama-sama sejawat dalam wadah
organisasi profesi. Perawat perlu menyadari pentingnya bekerjasama. Aksi
bermasa akan memberi dampak yang lebih besar lagi. Karenanya, perawat perlu
secara pro-aktif bergabung dan berkarya dalam organisasi profesi PPNI.
Banyak hal yang bisa dilakukan, tergantung ide atau kreativitas dalam
kelompok perawat itu sendiri. Sebagai contoh, pada tahun ini PPNI Provinsi NTT
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang mendukung germas dalam rangkat
menyambut hari perawat sedunia. Pengurus DPD PPNI Kabupaten Kupang yang
dipercayakan sebagai pelaksana kegiatan yang dimaksud, berhasil merancang 3
kegiatan bersama, diantaranya: (1) Kampanye kesehatan massal tentang PTM yang
dilaksanakan pada tanggal 13 Mei di arena car
free day Kupang. Ada pula pemeriksaan berat badan ideal, tekanan darah,
gula darah dan penandatangan komitmen bersama menyukseskan germas; (2). Seminar
Keperawatan dengan tema: “Perawat, Terdepan Menyuarakan Pencapaian Germas”; dan
(3). Melakukan audiensi dengan wakil rakyat (DPRD) untuk memperjuangkan nasib
perawat yang berstatus sukarela serta kesejahteraan perawat.
Ketiga, perawat perlu berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain atatu
bahkan dengan profesi non-kesehatan dalam menyuarakan germas. Jika itu bisa
dilakukan, dampaknya akan semakin besar lagi. Bentuk kegiatannya bisa
bermacam-macam, asal bertujuan memasyarakatkan germas.
***
Itulah gambaran tentang begitu banyak yang bisa dilakukan perawat dalam
mendukung gerakan masyarakat hidup sehat. Pekerjaan sebagai ners atau perawat
mungkin terkesan sepele, dipandang sebelah mata bahkan tidak dipandang dengan
mata. Semua yang dilakukan perawat mungkin hanya langkah sederhana, sadar atau
tidak, dampaknya sangat besar bagi kehidupan ini. Simple Step, High Impact...
0 Komentar