Omong Deng ???

Calon mahasiswa baru yang mengikuti wawancara SNMPTN di Undana Kupang.
Saya menyaksikan aura optimisme pada wajah calon mahasiswa yang kemarin diwawancara di Undana. Luar biasa, saya pun ikut optimis, masa depan bangsa Indonesia, khususnya NTT pasti secerah cuaca saat itu.

Saya sempat berkenalan dengan beberapa orang. Kami saling bertanya - jawab. Saya bertanya hal standar seperti nama, asal daerah, asal sekolah, tinggal di mana, jurusan yang diambil, dan sebagainya.

Orang yang saya tanyai itu menjawab dengan riang. Mereka mengaku senang bisa diterima kuliah di PTN pertama di NTT.

Setelah saling tanya - jawab, tercipta juga momen "Krriik, kkrriilk, kkkrrriikk, kkKrrriiikkk", di mana kami hening sejenak. Sementara belum ada informasi jam berapa wawancara dimulai. Semua hanya menunggu.

Saya pun berpikir, apa lagi topik yang bisa saya bicarakan dengan mereka. Batin saya bergolak beberapa saat. Kalau saya menasehati tentang kuliah yang baik, tentu kurang tepat. Sebab, saya juga buka mantan mahasiswa yang baik selama kuliah. Tidak cocok dijadikan teladan.

Tapi, kalau bukan topik tentang kuliah yang dibicarakan, pasti mereka malas mendengar. Calon mahasiswa baru tentunya menggebu-gebu kalau topiknya seputar perkuliahan.

Setelah berpikir lama, ada ide juga, cerita perkuliahan itu saya hadirkan tokoh orang kedua. Artinya, saya menceritakan pengalaman kuliah orang-orang yang telah sukses dalam bidangnya berdasarkan apa yang pernah saya baca atau menyaksikan di TV.

"Kalian kenal Najwa Shihab ?", saya coba mencairkan suasana lagi.

Ekspresi wajah mereka nampak datar, dahi tampak sedikit mengkerut.

"Kalau Anies Baswedan ?" saya bertanya lagi.

Mereka saling memandang satu sama lain, tanpa ada jawaban.

"Kalau Rafi Ahmad ?"

"Oh, kalau itu ayahnya Rafatar", jawab mereka hampir bersamaan.

Saya merasa geli sendiri, tapi ditahan-tahan. Terpaksa saya jelaskan semuanya.

"Begini, nanti kalian bisa cek kebenaran apa yang saya ceritakan sekarang. Najwa, Anies dan sebenarnya masih banyak lagi tokoh terkenal di Indonesia adalah orang-orang yang terbilang sukses dalam kariernya. Mereka rutin memberi arahan bagaimana kuliah yang baik kepada mahasiswa baru, biar bisa sukses juga".

Saya perhatikan, mereka mulai mengangguk-angguk. Saya semakin semangat bercerita.

"Saya coba rangkum nasehat-nasehat mereka, yang mungkin bisa kita praktikkan sama-sama. Saya juga masih belajar, coba menerapkan anjuran orang sukses tersebut.

Pertama, kita patut mensyukuri apa yang kita dapatkan saat ini. Misalnya kalian ini sudah bisa masuk di PTN, itu hal yang patut disyukuri. Apalagi jurusan yang dipilih itu sesuai dengan kesenangan masing-masing.

Kita juga perlu mengevaluasi diri, apa-apa saja Ä·elebihan dan kekurangan kita. Buatkan daftarnya atau tulis secara jelas. Berdasarkan hal itu, kita tetapkan mimpi atau harapan yang ingin kita capai selanjutnya. Bisa harapan sebulan ke depan, setahun ke depan, lima tahun ke depan, dsb. Tulis secara jelas mimpi-mimpi itu di buku catatan atau di kertas jumbo lalu tempelkan di kamar.

Kedua, saatnya kita berupaya mewujudkan mimpi tadi dengan bekerja atau belajar yang sungguh, serta tidak lupa berdoa dan berbuat baik terhadap sesama.

Ketiga, selama kuliah tidak hanya fokus pada kegiatan akademis. Tidak hanya datang kuliah dan belajar saja. Ikutilah berbagai kegiatan kemahasiswaan, aktif berorganisasi. Selama jadi mahasiswa, tidak usah takut membuat kesalahan. Belajar dari banyak kesalahan justru lebih mumpuni.

Keempat, biasakan membaca dan menulis. Aktivitas membaca dan menuli itu roh seorang mahasiswa. Banyak membaca akan merangsang kita untuk menulis. Siapa tahu, tulisan Anda menjadi solusi masalah bangsa ini atau ada manfaat bagi orang lain.

Kelima, belajar sebanyak mungkin bahasa asing, minimal bahasa Inggris. Selain kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kemampuan bahasa inggris juga sangat menunjang keberhasilan kuliah. Banyak kesempatan beasiswa yang menjadikan kemampuan bahasa inggris sebagai syaratnya. Selain itu, kita bisa bergaul secara internasional dan banyak manfaat lainnya. Pokoknya belajar saja sebelum kita menyesal nanti.

Keenam, jika memungkinkan, terlibatlah dalam setiap kegiatan sosial atau kegiatan apa saja di masyarakat atau komunitas. Banyak pelajaran yang busa diambil, sekaligus kesempatan untuk membuktikan kita bisa bermanfaat bagi sesama.

Ketujuh....., waduh saya lupa lagi, apa ya ? Sudah, cukup itu dulu. Kalau kita bisa terapkan itu baik-baik, saya yakin kalian nanti menjadi pribadi-pribadi yang sukses. Masa depan gereja dan bangsa ini ada di tangan kalian".

Saya pura-pura lupa agar segera mengakhiri pembicaraan. Saya tidak nyaman dengan bahasa tubuh mereka yang kesannya asal menyimak. Tatapan mata kosong serta ekspresi wajah yang datar.

Hal yang lebih saya takutkan lagi, kalau tiba-tiba mereka kompak berkata: "Omong deng..???".

***
catatan: "Omong deng ?" merupakan slang atau istilah lokal orang Kupang-NTT, yang bermakna tidak mau mendengar pembicaraan orang lain. 

Posting Komentar

0 Komentar