Infus Tanaman

Tanaman pun bisa diinfus
Sudah cukup lama tidak menginfus pasien. Kangen juga rasanya. Rindu saat menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang tujuan dan manfaat pemasangan infus. Rindu saat menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Jika ada hal yang terlupakan, sangat menghambat keberhasilan tindakan. Rindu juga saat menentukan vena yang hendak dipungsi (ditusuk) dengan abocath (jarum infus), hingga pada tahap menghitung tetesan infus per menit sesuai yang dibutuhkan.

Pemberian infus pada manusia, pada prinsipnya merupakan pemberian cairan (dengan berbagai kandungan di dalamnya) secara perlahan, langsung pada pembuluh darah vena. Cairan infus tersebut tentu saja bermanfaat bagi proses metabolisme tubuh.

Setelah mempraktikan serta memperhatikan cara kerja infus tanaman, secara umum, prinsip kerjanya sama seperti cara kerja infus pada manusia. Infus tanaman yang saya buat ini berfungsi mengalirkan cairan (dengan kandungan nutrisi Pupuk organik cair) secara perlahan, langsung ke akarnya. Sebagaimana kita ketahui, fungsi cara kerja akar mirip dengan fungsi pembuluh darah.

Infus tanaman ini merupakan salah satu yang saya pelajari dari #KupangBatanam sebagai teknologi sederhana yang bisa diaplikasikan pada lahan kering.

Saya masih melakukan percobaan awal pada 6 tanaman saja. Saya ingin melihat efektivitasnya. Apakah ada perbedaan antara tanaman yang langsung diguyur dengan air dengan tanaman yang menggunakan teknik mirip infus tadi. Jika teknik infus lebih baik, ada kemungkinan teknologi sedehana ini akan ditambah lagi.

Pembuatan teknologi infus tanaman ini sangat mudah dan murah karena menggunakan bahan-bahan bekas. Botol minuman yang sering berserkana di pinggir jalan, tali rafia yang biasanya orang buang di tempat sampah, besi yang kadang dibuang oleh tukang bangunan atau bisa juga menggunakan kayu, selang ukuran kecil yang biasa digunakan oleh tukang sebagai waterpass, serta sisa-sisa sumbu kompor yang dibuang oleh istri.

Bahan-bahan itu dihubungkan satu sama lain hingga menjadi seperti yang ada pada gambar. Katanya dengan teknologi ini, kita tidak perlu terlalu boros menggunakan air saat siram tanaman. Air yang kita masukan di botol, akan meresap secara perlahan ke akar, sesuai kebutuhan fotosisntesis saja. Tidak terlalu berlebihan dan tidak pernah kekurangan.

Peristiwa ini menyadarkan saya akan nasehat, "Setiap ilmu yang kamu pelajari cepat atau lambat akan bermanfaat bagi kehidupan". Ternyata apa yang saya pelajari tentang pemberian infus pada manusia, dapat pula diaplikasikan pada tanaman.

Tidak ada hal yang sia-sia dari proses belajar. Ituh....

Sayang dhopink, salam kangkung....

Posting Komentar

0 Komentar