![]() |
Foto bersama fasilitator pelatihan menulis Syrikit Writing School di Surabaya |
Selain dikenal sebagai kota pahlawan, Kota Surabaya juga mulai dikenal sebagai kota literasi. Selama tinggal dan belajar di sana selama kurang lebih 2,5 tahun, sangat terasa gerakan literasi tersebut. Mulai dari spanduk yang mengkampanyekan gerakan tersebut, penyediaan fasilitas pendukung, serta penyelenggaraan berbagai pelatihan terkait.
Saya merasa bersyukur punya kesempatan tinggal di sana, walau hanya beberapa tahun. Bagaimana tidak, kita mudah mengakses perpustakaan yang dekat dengan tempat tinggal.
Setiap kelurahan di Surabaya, dipastikan memiliki perpustakaan. Selain buku, di sana juga tersedia beberapa unit komputer yang bisa digunakan pengunjung secara cuma-cuma. Petugas perpustakaan juga memfasilitasi pelatihan komputer dasar bagi masyarakat yang butuh. Misalnya untuk design produk dagangan atau industri rumah tangga.
Selain di kelurahan, fasilitas serupa juga tersedia di beberapa taman di Kota Surabaya. Salah satu yang sering saya kunjungi adalah Taman Bibit, berlokasi dekat Terminal Bratang. Selain bisa jogging dan menikmati indah dan sejuknya taman, kita bisa memanfaatkan fasilitas perpustakaannya. Kita bisa membaca buku dalam ruangan ber-AC, atau menggunakan komputer untuk mengakses internet atau sesuai kebutuhan. Kalau kita bawa laptop sendiri, langsung disambungkan dengan jaringan wi-fi saja. Semuanya gratis.
Jika ingin membaca di rumah, buku-buku itu bisa kita pinjam dengan syarat yang mudah. Maksimal kita diperbolehkan meminjam 3 buku hanya dengan meninggalkan kartu identitas (KTP/Kartu pelajar). Semua warga berhak menggunakan fasilitas tersebut.
Bagi pelajar dan mahasiswa lebih lengkap lagi. Setiap sekolah dan PT di Surabaya dapat dipastikan memiliki fasilitas perpustakaan yang sangat memadai. Toko buku murah juga tersedia banyak di sana. Jadi, gerakan literasi menyentuh semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Mendukung fasilitas tersebut, hampir setiap minggu di Surabaya ada pelatihan menulis. Banyak institusi yang menyelenggarakan pelatihan dengan biaya yang sangat terjangkau. Salah satu contohnya seperti status facebook yang saya bagikan ini. Waktu itu saya mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Perputakaan Univ. Airlangga.
Kemudahan itulah yang sangat saya syukuri selama tinggal di sana. Sebisa mingkin saya luangkan waktu untuk menggunakan fasilitas tersebut. Meski tidak hebat-hebat amat, saya bisa rasakan manfaatnya. Paling tidak saya mulai rutin membaca buku tiap bulan dan terus berlatih menulis.
***
"Wah, taman di Kota Kupang lebih banyak dikuasai oleh penjual salome goreng dan kuah. Jarang ada perpustakaan yang mudah diakses warga", keluh Boros dengan wajah mengkerut.
0 Komentar