Akhirnya ke Jakarta Juga

Tugus Monas, Ikon Indonesia (Jakarta)
Siapa yang tidak ingin melihat Jakarta ? Saya sejak lama mendambakan agar bisa datang ke sini. Entah untuk menempuh pendidikan, mencari kerja, atau hanya sekedar berlibur. Dan, beruntung sekali, saya berkesempatan berlibur selama libur lebaran tahun ini.

Kebetulan, kakak sulung saya tinggal di Jakarta. Sejak kuliah dulu, hingga kini bekerja dan hidup berumah tangga di sana juga. Jadilah saya memiliki kesempatan berlibur sekaligus silahturahmi dengan mereka. Paling tidak, saya bisa menginap dan diantarkan keliling kota Jakarta.

Keinginan untuk "melihat" Jakarta sudah sejak kecil. Beberapa saudara dari Ibu saya juga merantau ke sana. Hingga satu waktu, adik kandung dari Ibu menikah di Jakarta. Banyak anggota keluarga yang datang dari kampung di Flores, termasuk Bapak saya saat itu. Saat pulang, beliau menunjukkan foto-foto selama berada di Jakarta. Mereka bertamasya ke Monas, TMII, dan lainnya. Dari foto tersebut saya sangat kagum, lantas mengimpikan suatu saat bisa ke sana juga.

Seiring berjalan waktu, ternyata Tuhan membuka jalan. Meski awalnya saya kuliah di Kota Kupang-NTT saat menempuh pendidikan diploma, setelahnya saya berkesempatan melanjutkan pendidikan di Surabaya. Tinggal di Surabaya buat mimpi saya tadi menjadi lebih mungkin terjadi. Jaraknya tidak begitu jauh, dan akses transportasi bermacam-macam. Bisa dengan kereta api, bus, atau pesawat terbang. Biaya perjalanannya juga cukup terjangkau.

25 Juli lalu, saya berangkat dari Surabaya menuju Jakarta dengan pesawat terbang. Sebenarnya ingim menghemat dengan Kereta api, namun karena lagi musim mudik, semua tiket kereta api habis terjual. Dengan terpaksa harus naik pesawat terbang. Saya senang dan bangga bisa mewujudkan impian saya. Mungkin bagi Anda hal seperti ini biasa saja, tapi bagi saya sangat krusial.

Tiba di Badara Soekarno - Hatta, saya langsung mencari bus Damri. Hal ini sesuai petunjuk dari Kakak saya ( selanjutnya ditulis Kak Ellyn), karena mereka tidak bisa menjemput ke bandara. Saya menunggu bus jurusan Bekasi, Kak Ellyn bersama suaminya tinggal di sana. Tidak lama saya menunggu, bus pun datang. Saya langsung berlari kecil memasuki bus dan duduk di kursi paling pinggir dekat jendela. Saya leluasa melihat pemandangan sekitar. Saya begitu kagum melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi. Apalagi kalau melihat gedung yang sering diliput oleh stasiun TV nasional. Misalnya saat melewati kampus Universitas Trisakti, dalam hati saya menggumam; "o...., ternyata ini kampus yang terkenal saat kerusuhan tahun 1998".
Meskipun saya sering melamun, -memikirkan kota metropolitan yang hampir tiap hari dibahas masalah yang menyertainya di TV- saya tetap selalu berusaha konsentrasi agar turun di tempat yang tepat. Saya pun akhirnya turun dekat Mall MM, tepat di depan islamic centre. Dari sana, saya dijemput oleh suaminya Kak Ellyn, namanya Kak Paul.

Setiba di rumah, kami menikmati kopi sambil melepas lelah. Tidak lama menunggu, Kak Ellyn pun tiba dari tempat kerjanya. Dia kerja di Jakarta, tapi tinggal di Bekasi. Saya pun kemudian tahu, ternyata wilayah Bekasi berada di luar wilayah Jakarta. Sementara Kak Paul, tempat kerjanya di Bekasi, jaraknya tidak begitu jauh dari rumah.

Malam itu diwarnai dengan cerita mengenai keluarga, apalagi sudah agak lama tidak bertemu. Saya senang bisa bertemu lagi dengan Ka Ellyn dan Ka Paul. Semakin senang lagi karena akhirnya bisa datang ke Jakarta juga.

Baiklah pembaca, sekian dulu tulisan kali ini. Selanjutnya akan saya ceritakan ke mana saja selama berada di Jakarta. Memang tidak penting, tapi semoga Anda mau membacanya. Terima kasih....
Di salah satu sudut Kota Jakarta

Posting Komentar

0 Komentar