(Catatan: Tulisan ini pernah saya muat di Blog Kompasiana, 23 Mei 2014)
Semalam saya merasa terhormat sekali. Bagaimana tidak, seorang Anis
Baswedan mengirim 2 e-mail untuk saya sebagai anggota “Relawan Turun
Tangan”. E-mail pertama berisi tentang ungkapan hati beliau yang penuh
dengan rasa syukur dengan ucapan terima kasih bagi semua relawan turun
tangan, yang merupakan relawan nol rupiah. Di tengah maraknya politik
uang dan transaksional ternyata masih ada orang-orang baik yang
mendukung perjuangan beliau selama mengikuti konvensi di Partai
Demokrat, tanpa mengharapkan imbalan.
“Anda adalah bukti otentik bahwa tetap banyak anak bangsa yg tidak bisa
dirupiahkan, yang bisa menjaga harga dirinya. Seperti yang sering
dikatakan bahwa relawan tidak dibayar, bukan karena tak bernilai tetapi
karena tak ternilai”, begitulah sepenggal tulisan beliau yang paling
berkesan. Meskin belum ada kontribusi nyata, sebagai anggota dalam media
online saja sudah buat saya sedikit bangga.
Dalam e-mail kedua, beliau menulis mengenai sikap atau pilihannya
terhadap capres dan cawapres dalam perhelatan pemilu presiden 9 Juni
2014 mendatang. Intinya, beliau mendukung pasangan Jokowi - Jusuf
Kalla, karena bagi Pak Anis Baswedan pasangan ini dianggap mampu
memimpin negara ini menjadi lebih hebat. Mereka memiliki segudang
pengalaman dalam memimpin serta mempunyai track record yang baik.
Satu lagi hal yang berkesan bagi saya dalam e-mail kedua, Pak Anis
Baswedan mengatakan bahwa informasi mengenai pilihannya tersebut,
pertama kali disebarkan kepala seluruh anggota “Relawan Turun Tangan”
sebelum diekspos ke media. Tadi, saat singgah di warteg untuk makan
siang, saya membaca berita di Jawa Pos hal. 1 tentang keputusan beliau
mendukung pasangan Jokowi-JK.
Dengan modal membaca berita, nonton berita, nonton video lewat youtube,
saya mengenal Pak Anis Baswedan sebagai pemimpin muda dengan sejuta
prestasi. Menjadi Rektor termuda, menggagas program Indonesia mengajar,
dan mendapat beberapa penghargaan bergengsi atas prestasinya. Intinya,
saya simpulkan beliau orang baik. Begitu pula Pasangan Jokowi-JK adalah
orang baik.
Orang baik, memilih orang baik. Kalau saya hubungankan dengan buku “The
Secret” yang pernah baca, mungkin inilah yang dinamakan hukum
ketertarikan (Law of attraction). Orang baik -yang memiliki mindset
positif- pasti akan mudah bergaul dengan orang yang baik juga. Sama juga
seperti quote yang sering dilontarkan oleh Pak Mario Teguh mengenai
jodoh; “Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya”.
Dan, saya sangat menyukai orang-orang baik tersebut. Mereka adalah role mode. Di sore yang indah ini, saya juga bergabung di Jokowi4Me . Demikian saja, salam sejahtera buat semua….
.
0 Komentar