MMB Fest: Inkubator Prestasi Anak Muda Surabaya

Biasanya, sehabis kuliah saya langsung kembali ke kost di Jl. Semolowaru Praja Kavling 8. Selasa, 4 Maret 2014 lalu sekitar pukul 13.00 ada hal yang tidak biasa saya lakukan, yakni mengunjungi salah satu toko buku di Surabaya walau cuaca menyengat. Selepas memarkir sepeda motor, saya segera memasuki pintu masuk. Namun sebelum sampai, mata saya tertuju pada salah satu poster yang ditempel pada dinding toko buku tersebut. saya penasaran, lalu mendekat.

Ternyata, poster tersebut berisi informasi tentang perlombaan yang diselenggarakan oleh MMB Fest. Ada beberapa jenis perlombaan yang ditawarkan, diantaranya movie competition, blog lover, photography competition, mural competition, news presenter competition, dan recycle cloth competition. Dari semuanya itu, blog lover adalah kompetisi yang cocok dengan kemampuan saya. Paling tidak, persyaratan yang paling fundamental bisa dipenuhi.

Perlu saya akui, baru kali pertama saya mengenal MMBFest lewat poster tadi. Hal ini cukup meresahkan awalnya, lantaran salah satu syarat dalam kompetisi blog lover adalah menulis opini mengenai festival multimedia. Apa yang akan saya tulis jika tidak mengetahui objek tulisannya ?

Sementara berpikir keras, mata saya mengarah pada area paling bontot dari poster. Dan syukurlah, ada alamat website MMB Fest yakni di http://mmbfest.eepis-its.edu. Langsung saya foto iklannya biar mudah diingat saat dibutuhkan. Semenjak itu, pikiran saya selalu membayangi MMB Fest, MMB Fest, blog lover, blog lover...,dan seterusnya.

Sesampainya di kost, segera saya buka laptop dan memasang modem untuk koneksi internet. Setelah koneksi ready, saya input URL website MMB Fest, tekan tombol “enter”, lalu tampaklah laman yang keren. Terlihat beberapa menu yang bisa kita akses lebih jauh, termasuk alamat facebook page dan twitter.

Lewat facebook page inilah saya mengenal lebih jauh kiprah MMB Fest. Pada beberapa postingan terbaru, tampak ada liputan mengenai pertandingan bola basket antar pelajar SMA di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Selain itu, tampak pula beberapa event kreatif dari mahasiswa yang akan diselenggarakan maupun yang telah sukses dilaksanakan.

Dari informasi yang saya peroleh tersebut, dengan memperhatikan jenis kegiatan yang telah, maupun yang akan diselenggarakan, serta perlombaan yang ditawarkan, saya menilai organisasi / komunitas MMB Fest atau apalah sebutannya, bukanlah suatu hal yang biasa. Kegiatan yang dilaksanakan sangat positif bagi pengembangan bakat dan kemampuan anak-anak muda (Siswa/i SMA, Mahasiswa, dan profesional). Dari kompetisi yang diselenggarakan tentunya akan menghasilkan anak muda yang mampu menghasilkan film, blog yang menarik, fotografer yang handal, pelukis yang artistik, presenter berita yang percaya diri dan smart, dan orang yang mampu mendayagunakan bahan bekas menjadi sesuatu yang bernilai jual. Sungguh luar biasa tentunya. Tidak berlebihan kalau saya menyebutnya sebagai “inkubator” prestasi anak muda Surabaya.

Pemberian istilah “inkubator” tersebut tentunya beralasan. Dalam KBBI, kata inkubator memiliki arti: perkakas yang dipanasi dengan aliran listrik dan sebagainya dipakai untuk mengerami dan menetaskan telur; perkakas untuk menghangatkan bayi yang lahir sebelum waktu-nya: alat itu terkenal sebagai inkubator bayi; kamar atau kotak yg bersuhu tetap (biasanya 37°C), tempat kultur bakteri ditumbuhkan. Dari ketiga arti tersebut, secara garis besar kita dapat menyimpulkan bahwa inkubantor merupakan tempat yang dikondisikan sedemikian rupa, sehingga sesuatu tumbuh dan berkembang dengan baik dan berkualitas.

Lalu, bagaimana korelasinya dengan MMB Fest ? Kalau boleh saya analogikan, pelajar atau mahasiswa tadi seumpama bayi. Seperti kita ketahui, sebelum bayi lahir (dalam rahim) disebut janin. Janin bertumbuh dan berkembang dalam rahim ibu. Tidak semua ibu melahirkan bayinya secara normal, ada kala terlalu cepat, belum cukup umur atau yang disebut prematur. Ada pula kelainan lain yang perlu ditolong agar pertumbuhan dan perkembangan bayi nantinya akan baik.

Pelajar dan mahasiswa tadi juga memiliki “rahim” sebagai tempat bertumbuh dan berkembangnya sebelum berkarya pada dunia kerja, yakni sekolah dan kampus. “Rahim” (sekolah dan kampus) ini sangat variatif jenis dan kualitasnya. Dengan demikian, pada gilirannya akan “melahirkan” generasi yang kurang matang baik secara hardskill maupun softskill. Dengan demikian, tentunya dibutuhkan sebuah “inkubator” yang membantu proses pematangan skill, sehingga mampu bertumbuh dan bersaing dalam dunia kerja dan sebagainya.

Kehadiran MMB Fest dewasa ini sebagai “inkubator” tentunya sangat tepat guna. Bagaimana tidak, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta derasnya dampak arus globalisasi, mengharuskan kita mempunyai daya saing yang tinggi. Kemampuan bersaing akan muncul dari kebiasaan kreatif, salah satunya mengikuti kompetisi seperti yang diselenggarakan MMB Fest.


Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam buat pihak MMB Fest yang sangat-sangat kreatif. Semoga lembaga ini akan terus eksis pada masa yang akan datang, serta menghasilkan anak muda dengan sejuta prestasi yang membanggakan bangsa Indonesia. Sukses buat MMB Fest.

Posting Komentar

2 Komentar