Pak Ega dengan semangat menjelaskan self publishing |
Berawal
dari iseng mengikuti kompetisi yang diselenggarakan oleh MMB Fest, dampaknya
semua informasi terkait kegiatan kreatif yang mereka selenggarakan lebih mudah
didapat. Baru semalam saya memutusan untuk ikut seminar menulis, lantaran tidak
sengaja walking di halaman FB MMB Fest. Seminar menulis ini menghadirkan pembicara seorang penulis muda, Indra Widjaja dan Briliant
Yotenega, founder nulisbuku.com.
Awalnya
saya tidak mengenal sedikit pun kedua pembicara ini, lain halnya dengan peserta
lainnya. Saking ngefans, ada yang
membawa 2 buku karangan Mas Indra, yang berjudul “Idol Gagal” dan “Tulang Rusuk
Susu”. Saya baru kenal saat dikenalkan oleh MC dan saat beliau tampil bicara.
Ternyata dia pernah menjadi salah satu kontestan Indonesian Idol yang gagal
masuk ke tahap selanjutnya, namun sukses menulis buku “Idol Gagal”. Sedangkan
Pak Ega –panggilan dari Briliant Yotenega-, adalah pemilik nulisbuku.com,
dimana bisa memfasilitasi bagi siapa saja yang ingin mempublikasikan atau
menerbit buku tulisannya lewat self
publishing. Ada satu lagi bintang
tamu yang hadir, yakni seorang mahasiswi PENS yang sudah menerbitkan satu
bukunya lewat nulisbuku.com.
Agar
ceritanya runut, saya akan membagikan ilmu yang diperoleh lewat seminar tadi ke
dalam tiga bagian, sesuai jumlah pembicara yang hadir.
Pertama,
ilmu atau ringkasan pengalaman dari Mas Indra. Saat pertama kali melihat, saya
tidak percaya dia seorang penulis. Masih muda, kelahiran tahun 1990. Orangnya
terkesan santai, rileks, suka bercanda saat menjawab pertanyaan, rambutnya acak-acakan,
tidak disisir. Dalam hati saya bergumam: “masa penulis modelnya begini”.
Dugaan
saya meleset. Selain sudah terbukti telah menghasilkan 2 buah buku, dari
pengalaman yang dikisahkannya memang tidak bisa dipungkiri kalau beliau adalah
penulis sesungguhnya. Mas Indra sudah mulai berlatih menulis sejak SMA dan
dipublikasi lewat blog. Penulis yang menjadi inspirasi baginya adalah Raditya
Dika. Dia mengaku tidak menjiplak gaya tulisan Radit, hanya dijadikan sebagai
inspirasi saja karena setiap orang punya gaya menulis tersendiri. Dia menulis
tentang apa saja yang berkaitan dengan kesehariannya. Tidak peduli tulisannya
dibaca atau tidak, baginya yang terpenting berlatih terus menulis.
Setelah
sekian lama menekuni dunia blogging, tidak disangka tulisannya dibaca oleh
seseorang yang berpengalaman dalam hal penerbitan buku. Singkat cerita, Mas
Indra ditawari menulis buku untuk diterbitkan melalui penerbit yang mereka
kelola. Dan akhirnya, hingga kini sudah 2 buku yang telah beredar di pasaran.
Mas Indra (kanan) sedang menjelaskan proses pembuatan bukunya. |
Kedua,
kisah mahasiswi PENS yang menerbitkan bukunya lewat self publishing. Mohon maaf, saya lupa nama mahasiswi tadi, anggap
saja nama Miss X. Dia baru saja menghasilkan satu buku, walau usia masih muda
dan sedang kuliah di PENS. Luar biasa. Buku yang berjudul: “You Are My ABCD”
(maaf kalau salah) tersebut berisi kisah pribadi penulis. Karena dia
menerbitkan lewat jalur self publishing, maka selain menyiapkan
naskah, juga berperan sebagai editor, desinger
sampul buku dan urusan lain hingga siap dicetak. Mengenai kualitas isi tulisan,
semua menjadi tanggung jawab penulis.
Ketiga,
ilmu publishing dari Pak Ega. Seperti
yang sudah saya jelaskan di awal, beliau memiliki jasa untuk menerbitkan buku
secara self publishing seperti Miss X
di atas menggunakan jasa tersebut.
Di
awal presentasi, Pak Ega memamparkan pentingnya setiap orang menulis dan
menerbitkan buku. Setiap orang pada dasarnya memiliki kemampuan menulis buku
dalam dirinya, tinggal dieksplorasi secara konsisten. Di samping itu dengan
menulis buku kita mengubah kehidupan menjadi lebih berarti. Kita bisa membagi
pengalaman/ilmu bagi sesama, mempengaruhi persepsi orang terhadap suatu hal,
membuat orang bahagia, sedih, takut, dan sebagainya.
Sekarang
banyak cara orang menyebarkan ide tulisan melalui berbagai media. Ada yang
menulis untuk blog, e-book, dan dijadikan skrip cerita film. Menurut Pak Ega,
media tersebut tidak lebih efektif bila dibandingkan bila kita buat dalam
bentuk buku. Dengan buku, pembaca dengan mudah mengatur kecepatan membaca dan
memahami tulisan sesuai keinginan. Apabila ada hal yang ingin kita ketahui lagi
suatu saat, dengan mudah kita melihat kembali. Dan masih banyak seabrek manfaat
lainnya.
Karena
begitu pentingnya sebuah buku seperti yang diulas di atas, maka munculah niat
baik Pak Ega, dkk membentuk jasa self
publishing nulisbuku.com. Secara teknis, untuk membuat buku ada dua cara
yaitu traditional publishing dan self publishing. Contoh traditional
publishing seperti buku dari Mas Indra di atas, setelah draft sudah siap,
langsung dikirim ke penerbit untuk diseleksi apa layak dicetak atau tidak. Sedangkan
self publishing tidak mengenal
penolakan karena semua isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis, asalkan
tulisan Anda tidak mengandung unsur porno dan sara. Kita juga dituntut untuk
aktif dalam mempromosikan, mendistribusi, hingga menjual sendiri buku tersebut.
Pihak penerbit hanya mencetak, selanjutnya terserah Anda.
Menurut
Pak Ega, metode self publishing
sangat cocok buat penulis pemula, yang belum begitu terkenal sebagai penulis. Setelah
buku Anda tercetak, besar kemungkinan secara perlahan dikenal massa. Bukan tidak
mungkin penerbit terkenal (tradisional) akan menawarkan draft tulisan Anda
untuk dicetak lantaran telah memiliki track
record menulis buku.
Ada banyak
keuntungan lain yang masih diperoleh jika membuat buku lewat teknik self publishing. Jika Anda tertarik, dan
ingin menerbitkan buku tanpa penolakan, saya rekomendasikan untuk menghubungi
nulisbuku.com. Dari pemaparan tadi, secara pribadi saya menilai sangat mudah
dan efektif. Karena itu, dengan penuh keyakinan akan saya siapkan satu draft
untuk percobaan. Mohon doanya biar mimpi ku ini cepat terwujud.
Di sesi
akhir seminar, pembicara memberikan beberapa nasehat yang mungkin berguna bagi
kita yang sedang bermimpi menulis buku. Nasehat tersebut adalah: lakukan tanpa
mengeluh; konsisten; cari inspirasi; selalu mambawa notebook ke mana saja sehingga
saat ide muncul bisa langsung ditulis; tahu bahwa kita akan membuat salah;
memahami bahwa tidak semua orang menyukai tulisan kita; menulislah apa yang
menjadi keahlian Anda; eksplor gendre yang cocok; dan baca buku
sebanyak-banyanya. Sekian dulu tulisan ini, terima kasih buat MMB Fest buat
acaranya. Sukses selalu...
Salam
Sejuta Mimpi....
0 Komentar