Kegiatan “Bervitamin”

Penjelaskan program UKF Keilmiahan
“Tidak bervitamin”, itulah kata-kata yang sering diucapkan oleh seorang Dosen saya dulu. Beliau menggunakannya saat mahasiswa bertingkah laku aneh. Maksudnya, saat menjawab, kadang-kadang tidak sesuai pertanyaan. Namun, ekspresi wajahnya disertai senyuman dan kami pun tertawa saat kata-kata itu terucap.   
    
Kami menilai, “tidak bervitamin” bagi sang Dosen itu bermakna tidak benar; tidak bermanfaat. Ia, kurang lebih seperti itu kami menyimpulkannya sendiri. Frasa tersebut menjadi khas dengan Dosen tersebut. Sama seperti Presiden Gusdur dulu, akrab dengan kalimatnya, “gitu aja kok repot”.

Sementara itu, vitamin dalam arti yang sebenarnya apa ? Saya yakin, Anda sekalian sangat familiar dengan vitamin sebagai salah satu zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Tersedia pula dalam bentuk tablet yang dijual bebas mengandung beberapa jenis vitamin, contohnya vitamin C.

Vitamin sangat essensial bagi tubuh. Mikronutrien organik ini tidak dapat disintesis tubuh, melainkan harus diasup dari luar melalui makanan atau minuman. Perannya untuk tubuh adalah sebagai katalisator (enzim) dalam proses metabolisme tubuh. Ada beberapa jenis vitamin. Berdasarkan daya kelarutannya dibagi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemat (A, D, E, dan K) dan golongan vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan kelompok vitamin B kompleks). (Sumardjo, 2008). Meski dibutuhkan dalam jumlah kecil, kekurangan vitamin dapat menghambat suksesnya metabolisme. Padahal metabolisme menentukan adanya energi dan kehidupan bagi sel-sel tubuh.


Kegiatan Bervitamin: UKF Keilmiahan

            Kegiatan bervitamin hanyalah sebuah istilah bentukan. Hal ini didasari atas menfaat vitamin itu sendiri dalam tubuh yakni sebagai katalisator metabolime. Manfaat vitamin tersebut dianalogikan dalam kegiatan sehari-hari. Maksdunya begini, kalau dalam metabolisme, zat nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang cukup banyak dengan molekul yang besar adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Kehadiran vitamin sangat menentukan keberhasilan metabolisme nutrien tersebut. Nah, kegiatan “bervitamin” itu berarti bukan kegiatan utama seseorang atau kelompok, melainkan sebagai komplementer yang tentunya tetap urgen.

            Lalu, bagaimana bentuk nyata kegiatan “bervitamin” tersebut ? Begini, saya adalah mahasiswa keperawatan. Sebagai mahasiswa, tugas utama saya adalah mengikuti kegiatan kurikuler yaitu mempelajari ilmu pengetahuan dan keterampilan sesuai yang telah termuat dalam kurikulum. Itulah kegiatan inti; kegiatan utama yang mesti dijalani sesorang yang menempuh kuliah. Di lain pihak, tersedia pula kegiatan ekstra-kurikuler dimana sifatnya elektif. Hanya sebagai pelengkap, walau sebenarnya sangat membantu atau memperlancar dalam keseluruhan proses kegiatan utama (kurikuler). Di kampus tempat saya kuliah, salah satu kegiatan ekstra tersebut adalah Kelas Ilmiah  yang diselenggrakan oleh Unit kegiatan Fakultas (UKF) Keilmiahan BEM FKp UA. Dan itulah yang saya maksudkan sebagai kegiatan “bervitamin”.

            UKF keilmiahan ini menyelenggarakan pelatihan bagi mahasiswa yang berminat dalam penelitian, penulisan karya ilmiah, public speaking, dll. Secara detail -sesuai yang diperkenalkan oleh pengurus UKF Keilmiahan saat welcome party (12/3/2014) dengan peserta yang mendaftar- kegiatan yang akan dilakukan adalah: cara pembuatan KTI; pelatihan PKM 5 bidang; pelatihan PKM GT/AI; jurnal ilmiah; citasi/daftar pustaka; cara presenstasi yang baik; prezy; poster ilmiah; essay ilmiah; dan pembuatan skripsi.
Peserta dari angkatan B-16 FKp UA

            Mungkin bagi Anda, kegiatan di atas sangat sederhana. Memang betul, dan bukan bagian dalam kegiatan utama (kurikuler). Namun, kita perlu merenung sejenak. Kegiatan seperti itu tentunya sangat mendukung keberhasilan dalam mempelajari, membagi, membuktikan, dan mengembangkan ilmu pengetahun dan teknologi serta keterampilan sesuai bidan kajian yang diambil, yakni keperawatan. Perannya sama seperti vitamin, sebagai katalisator. Muda-mudahan tidak keliru saya mengklaim dengan istilah kegiatan “bervitamin”.

            Ada beberapa manfaat yang akan diperoleh peserta setelah mengikuti kegiatan “bervitamin” ini. Pertama, tentu saja mendapat ilmu, pengalaman, motivasi dari narasumber yang berkompeten sesuai topik yang dipercayakan. Kedua, pada akhir sesi setiap mahasiswa akan mendapat sertifikat jika porsentasi kehadiran lebih dari 80%. Sertifikat ini tentunya sangat diburu mahasiswa sebagai pemenuhan kuota nilai SKP yang menjadi persyaratan kelulusan nantinya. Ketiga, pada setiap sesi, panitia akan menyediakn snack bagi peserta. Tawaran ini tentunya menarik, bagaimana tidak, sudah mendapat tambahan pengetauan yang bermanfaat, diberi makanan gratis pula. Kurang lebih seperti itu manfaat paling fundamental dari kegiatan “bervitamin” ini.

            Agar manfaat tidak berhenti pada kami sebagai peserta, pada postingan yang akan datang saya menyajikan ringkasan materi yang diberikan oleh narasumber. Harapannya, Anda juga bisa “menyicipi hidangan bervitamin”. Kalau pun tidak merasa itu penting, yo wess..., aku rapopo. Demikian saja, salam Sejuta Mimpi...



Posting Komentar

0 Komentar