Rabu,
22 Januari 2014 lalu, selepas mengikuti ujian praktikum Keperawatan Endokrin
II, saya mengisi waktu dengan menikmati layanan WiFi gratis di gazebo kampus. Bukan hanya saya,
beberapa teman kelas lainnya juga ada yang berkumpul. Ternyata mereka berencana
berpiknik ke Malang. Puji Tuhan, saya pun ditawarkan untuk ikut. Tidak lama
berpikir, langsung saya setuju dan segera membayar biaya perjalanannya.
Teman-teman yang ikut dalam
penjalanan ini, tentunya memiliki motif (modus)
tersendiri dalam putusannya masing-masing. Kalau mau digeneralisasikan, tujuan
utamanya adalah rekreasi setelah melewati Ujian Akhir Semester. Secara pribadi,
saya punya alasan tersendiri untuk ikut dalam perjalanan ini selain tujuan
utama tadi. Pertama, impian saya
untuk naik kereta api bisa terwujud. Maklum alat transportasi “ular baja” ini
belum ada di daerah ku NTT. Sejak kecil (SD) sudah bisa menyanyi: “Naik kereta
api, tutt...tutt..tuttt, siapa hendak turut...,dst”. Atau yang lebih aktual lagu
kereta malam: “cuki, caki, cuki, caki, cu... kerta berangkat, cuki, caki, cuki,
caki, cu... hati ku gembira, dst”. Biar tidak hanya menyanyi saja, harus
mencoba nuansa naik kereta api. Kedua,
ingin membuktikan indahnya daerah wisata di Batu-Malang. Tahun 2011 silam, saat
masih mengenyam pendidikan D3 Keperawatan di Akper Maranatha Kupang-NTT, kami mengikuti
praktik klinik keperawatan Jiwa di RSJ Menur Surabaya, dan KMB IV di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Pada akhir sesi praktik, biasanya Dosen pembimbing mengajak ke
tempat rekreasi. Karena jumlah mahasiswa cukup banyak, kami dibagi dalam dua
gelombang. Saya mendapat giliran gelombang I. Setelah praktik berakhir, kami
berwisata ke Jembatan Suramadu. Hanya melintasi jembatan tersebut, lalu sampai
di ujung kami beli beberapa souvenir khas
Suramadu (tepatnya Madura). Setelah cukup puas, kami kembali lagi ke penginapan
di Surabaya. Itu saja... Lain halnya dengan teman-teman gelombang II, mereka
mendapat kesempatan rekreasi ke JATIM PARK di Batu-Malang. Tentunya berbeda. Dan
saat mereka kembali ke NTT, banyak teman-teman yang mulai membandingkan (baca:
mengejek) teman-teman gelombang I, lantaran tempat wisata yang dikunjungi
kurang menarik. Saat itu, saya hanya katakan sama teman-teman gelombang II: “saya
memang belum sempat ke Jatim Park, tapi saya yakin suatu saat akan tetap ke
sana”. Ternyata Tuhan berkehendak, sehingga saya memperoleh kesempatan
melanjutkan kuliah di Surabaya, dan akhirnya lebih mudah mewujudkan berwisata
ke Batu-Malang. Doa (mimpi) saya terwujud. Ketiga,
bisa tercipta suasana keakraban di antara “New
Family B16, FKp Unair”. Datang dari berbagai pulau di seluruh wilayah NKRI,
dengan bahasa, logat, adat, dan keyakinan (agama) yang berbeda, usia yang
variatif (ada yang fresh-graduated,
ada pula yang old-graduated), dengan
pengalaman kerja di bidang keperawatan yang variatif pula, berkumpul dalam satu
wadah baru, yakni Keluarga B-16 FKp Unair.
Hari kamis, 23 Januari 2014, tepat
pukul 07.00 saya tiba di stasiun Gubeng. Teman-teman sudah ada yang berkumpul
lebih awal, namun ada pula yang belum datang. Untungnya semua telah hadir tepat
kereta tiba di stasiun. Dengan sedikit berlari, kami menuju ke gerbong 3 sesuai
yang tertera dalam tiket. Suasananya kurang lebih seperti adegan dalam film “5
cm”.
Beruntung
bukan lagi musim liburan. Kereta yang kami tumpangi sepi penumpang. Kondisi tersebut
membuat kami lebih leluasa untuk berguyon dan tertawa lebar. Tidak lupa pula ‘ritual
wajib’ yakni, berfoto ria. Sangat bahagia dan menyenangkan. Hingga tidak
terasa, sekitar pukul 10.45 kami tiba dengan selamat di stasiun Kota Malang.
Dari
stasiun Kota Malang, kami mencari tempat makan siang. Atas rekomendasi Mbak
Elisa, yang pernah kuliah di Malang saat D3 dulu, akhir kami pun bersepakat
makan “bakso presiden” yang berlokasi dekat kampus utama Universitas Muhammadiyah
Malang dengan menggunakan angkot ADL. Tapi bukan Activity Daily Living, melainkan nama jurusan yang dilewati oleh
angkot tersebut. Setibanya di sana sekitar pukul 12.00, saya perhatikan tidak
ada tampak warung makan yang namanya “bakso presiden”. Akhirnya, kami pun makan
siang di ‘Kedai Assalamualaikum’. Suasana kedai ini sangat nyaman, bersih, dan
makanannya pun lezat.
Setelah
makan dan rehat sejenak, sekitar pukul 12.30 kami menuju ke Masjid A.R.
Fachruddin UMM. Lokasinya berdekatan dengan tempat kami makan tadi. Hanya jalan
beberapa meter saja sudah sampai. Setiba di masjid, teman-teman yang beragama Islam
melaksanakan Shalat Dzuhur. Masjid yang diresmikan oleh Bapak
Prof.Dr.Ing.H.B.J. Habibie saat menjabat sebagai Presiden RI pada tanggal 28
April 1999 silam ini, terlihat megah dan cukup besar. Tidak lupa pula kami berfoto
ria di pelataran Masjid tersebut.
Selanjutnya
kami menuju ke daerah Batu. Sebelumnya, Mbak Cecil –sang koordinator
perjalanan- sudah mem-booking sebuah
villa via telepon dengan harga yang terjangkau sesuai kantung mahasiswa. Dia sangat
profesional dalam hal tawar-menawar harga. Kata teman-teman, dia bisa jadi
calon istri atau ibu yang baik. Dari masjid tadi, dengan menggunakan angkot
kami pun berangkat. Sewa angkot pun cukup murah, hanya Rp. 3.000 per orang. Pak
Sopir angkotnya ramah, dan sangat menguasai wilayah tersebut, sehingga tidak
sulit menemukan alamat villa yang sudah kami pesan. Karena sikapnya yang ramah
tersebut, kami pun bersepakat untuk menggunakan jasa angkotnya lagi untuk
perjalanan selanjutnya. Pak sopir juga dengan senang hati bersedia. Kembali mbak
Cecil melakukan penawaran harga sewa, dan akhirnya DEAL.
Sekitar
pukul 13.30, kami pun tiba di villa yang sudah kami pesan. Namanya Villa Mawar,
yang berlokasi di RT 06/ RW VI, Desa/Kel. Temas, Kecamatan Batu, Kab. Malang. Hujan
gerimis menyambut kedatangan kami, manambah dinginnya cuaca. Selain itu, Kami
pun disambut ramah oleh sang penjaga Villa. Namun, sempat pula terjadi
perbedaan pendapat antara kami dan sang penjaga villa tadi. Bagamana tidak,
tiba-tiba dia merubah harga sewa villa tersebut, tidak sesuai kesepakatan per
telepon sebelumnya. Untungnya, Mbak Cecil,dkk mati-matian memberi argumentasi
yang tepat. Akhirnya sang penjaga Villa pun mengalah dan memutuskan harga
sesuai kesepakatan sebelumnya. Kami pun langsung mambayar sebesar Rp.400.000
tunai untuk sewa hingga pukul 08.00 keesokan harinya. Villa tersebut memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar
mandi/WC, ada TV, Kulkal, Dispenser, dan ada pula dapur jika ingin masak.
Setelah
urusan dengan penjaga villa telah beres, kami pun membagi diri tiap kamar yang
ada. Tentunya antar cewek dan cowok dipisahkan. Kami yang cowok ada 4 orang
sekamar, sedangkan 2 kamar lainnya untuk teman-teman cewek. Saatnya kami
beristirahat sejenak di atas kasur empuk, melepas lelah untuk perjalanan
selanjutnya. Kemanakah kami akan pergi ??? Ikuti terus ceritanya dalam episode
yang akan datang.... Salam Sejuta Mimpi !!!
4 Komentar
oalahhh ni to ceritanya ke malang ... masih banyak tempat yg patut di kunjungi di malang ... awal yg menyenangkan
BalasHapusNanti tempat yang lain akan ditelusuri waktu selanjutnya kaka, hehehhe....
BalasHapussilakan walking walking ato mampir di blog saya bang hihi duniakeperawatan92.blogspot.com :D
BalasHapusOK, terima kasih Elfani....Pasti saya kunjungu blog-mu...Sukses selalu...
BalasHapus