Serial Story Traveling in Jogja (Session one: Traveller Nekat)



14 Mei 2014 lalu, kembali saya melakukan perjalanan ke tempat pariwisata di pulau jawa. Ini kedua kalinya saya lakukan selama kuliah di Surabaya. Sebelumnya ke Batu-Malang. Kali ini, tujuan saya adalah Jogja (DIY). Tidak sendirian saya berangkat, ada tiga orang lainnya. Tapi, saya serang diri laki-laki dalam team ini. Ketiga orang tersebut adalah Kak Caroline, Kak Rizza, dan Kak Fikka.

Kami berempat, tak satupun pernah ke Jogja sebelumnya. Ini adalah perjalanan kali pertama kami. Kami juga bukan orang jawa (Surabaya) asli. Semua mahasiswa perantuan, Kak Fikka dari Kalimantan, sementara saya, Kak Caroline dan Kak Rizza dari NTT. Namun, mungkin semangat arek-arek Suroboyo sudah mulai merasuki jiwa kami masing-masing, sehingga berubah jadi “Bonek”. Kami merupakan traveller nekat  mahasiswa rantau.
Dalam KA saat perjalan ke Jogja ( Kiri: Kak Caroline; Tengah: Kak Rizza; Kanan: Kak Fikka)


Perjalanan dari Surabaya ke Jogja menggunakan kereta api. Berangkat sekitar pukul 15.30 dari stasiun Gubeng Surabaya. Kalau sebelumnya saya begitu excited saat pertama kali naik kereta, kali ini sudah merasa biasa-biasa saja. Sepanjang perjalanan kami mengisi waktu dengan membaca buku. Bahkan saking rajinnya Kak Fikka membaca buku tentang penyelesaian soal-soal TOEFL. Kami mau menunjukkan bahwa belajar itu bisa di mana saja dan kapan saja, asalkan punya niat.
Saya (Saver), sedang membaca Jawa Post. (Sedang membangun budaya membaca)


Setiba di Jogja matahari sudah kembali ke peraduannya sejak lama. Sudah malam, saya melirik jam tangan menunjukkan pukul 20.30. Kurang lebih lima jam kami menikmati perjalanan ini. Saya begitu gembira bisa tiba dan menginjakkan kaki juga di Kota Jogja, begitupun ketiga teman lainnya dilihat dari senyuman yang tersungging. Sudah lama kami mendambakan perjalanan ini.
 
Saat tiba di stasiun tugu Kota Jogja (Berurut dari kiri-kanan: Saver, Caroline, & Fikka)
Selanjutnya kami meneruskan perjalanan menuju penginapan gratis. Penginapan gratis maksudnya nebeng di kontrakan teman yang kuliah di Jogja. Maklum tourist domestik, semua biaya mesti ditekan semurah mungkin. Kontrakan (Kost) yang kami tuju milik dari adik sepupunya Kak Caroline yang terletang di daerah Kaliurang. Karena kami berempat baru pertama kali datang di Jogja, tidak pernah membayangkan kalau Kaliurang terletak lumayan jauh dari pusat Kota Jogja. Saya sempat berpikir, jangan sampai sopir taksi sengaja mengelabuhi kami biar dibayar lebih banyak.
Saat tiba di stasiun Yogyakarta ( Caroline, Rizz, & Fikka)


Setiba di kontrakan, ketiga teman cewek tadi merasa nyaman sendiri. Mereka legah karena kontrkan tersebut khusus wanita saja. Saya masih galau lantaran tidak mungkin ikut nebeng di situ lantaran laki-laki seorang diri. Bisa terjadi hal-hal yang dinginkan jika saya ikut nginap. (Upss..salah, maksud saya, hal-hal yang TIDAK diinginkan).

Dengan bantuan teman-teman di kontrakan tersebut, oleh mereka saya dicarikan penginapan yang tidak jauh lokasinya. Beruntung masih ada dengan harga cukup terjangkau. Dan malam itu, saya bermalam di penginapan berbayar. Misi penghematan tidak bisa dipaksakan lagi. Meski demikian saya tetap bersyukur, karena berasa lebih nyaman dan tidak sungkan dengan siapapun. Malam itu tidurku begitu lelap, menghapus lelahnya perjalanan, mengembalikan energi buat menjelajahi kota Jogja keesokannya. Banyak mimpi-mimpi yang hadir, menggoda, buatku semakin ingin terus menggapainya hingga titik finish.

Sekian dulu untuk sesi ini, akan dilanjutkan pada tulisan yang akan datang. Ke manakah kami selanjutnya di Jogja  ??? Ikuti terus kisahnya di sini.

Salam “Sejuta Mimpi” !!!

Posting Komentar

0 Komentar