![]() |
Bercerita dengan anak-anak di taman baca Osiloa, Kupang |
(*Tulisan ini diambil dari catatan facebook tanggal 5 November 2017)
Bunyi pemberitahuan facebook dari hp terdengar jelas saat hendak pulang kerja kemarin (4/11). Saya mengecek, ternyata ada pesan di grup Komunitas Secangkir Kopi (KSK) Kupang.
Isinya singkat saja, "Nanti kita akan mengunjungi taman baca Osiloa, mohon siapkan acara masing-masing".
Begitulah. Kami hanya diberi gambaran audiens yang akan kami hadapi. Selanjutnya setiap anggota KSK memikirkan apa acara yang cocok untuk dibawakan. Setiap anggota mesti memahami cara kerja tersebut.
Sebagai komunitas yang bergerak dalam bidang literasi, topik yang kami bawakan juga tidak jauh-jauh dari isu literasi. Metodenya saja yang sering kami ubah, disesuaikan dengan sasaran peserta. Kami selalu konsisten dengan visi: "Menyambut generasi emas NTT 2050 dengan membangun budaya literasi".
Setelah menyiapkan acara, saya bergegas ke pondok KSK yang berlokasi dekat kantor SAR Kupang. Di sanalah tempat kami berkumpul sebelum menjalankan misi.
Setelah semua hadir, kami berkonvoi menuju Osiloa. Kami selalu membawa bendera Merah-Putih tiap kali melalukan tur literasi. Hal itu menunjukkan gerakan kami didasari sikap nasionalis yang kokoh. Makanya nama lain gerakan kami juga disebut: "Patroli Garuda Peduli Anak Negeri".
Mungkin nama Osiloa terdengar asing. Maklum, itu merupakan nama sebuah kampung yang terletak di pinggiran atau perbatasan antara Kota dan Kabupaten Kupang.
Untuk mencapai ke sana, kita harus melewati jalan menuju Pondok Indah Matani. Sebelum kompleks perumahan, ada pertigaan di bagian kiri saja. Dari sana, kita menempuh lagi sekitar 2 km dengan jalan yang belum beraspal.
Di sana, terdapat sebuah biara susteran Kongregasi Abdi Hati Kudus Yesus Berduka. Saya kurang mengetahui apa latar belakang lembaga tersebut. Hal yang kami tahu, di sana mereka membuka layanan Tempat Penitipan Anak (TPA) dan taman baca Cakrawala.
Kami disambut dengan antusias oleh Suster Lenchy Meo Morelli. Beliau merupakan penanggungjawab taman baca Cakrawala Osiloa. Menurutnya, taman baca itu merupakan layanan gratis yang diberikan kepada anak-anak yang berdomisili di Osiloa. Ini dijadikan tempat belajar tambahan setelah pulang sekolah (sore hari). Anak-anak bebas mengakses semua buku atau layanan lain seperti lomba menulis, bercerita, dan belajar bahasa Italia. Kebetulan, beliau pernah belajar dan tinggal di Italia selama 10 tahun.
Sambil menanti anak-anak yang datang satu per satu, kami diajak berkeliling di biara. Bagian depan, terdapat sebuah kapel mungil. Kami melewati sebuah lorong di samping kapel, menuju ruang tengah yang cukup lapang. Ruang itu berada tepat di belakang kapel.
Di ruangan itulah tempat belajar anak-anak selama ini. Pada salah satu sudutnya, terdapat sebuah rak yang dipenuhi buku. Dindingan dihiasi berbagai ornamen yang bernuansa anak-anak. Ada whiteboard dan beberapa poster yang berisi kampanye positif, seperti: "Tidak ada orang hebat yang malas membaca".
Ada pula kamar lain atau ruang kelas khusus untuk TPA. Di sana juga terdapat lemari buku dan mainan, serta kasur untuk tidur.
Secara umum, suasana biara terasa sejuk dan tenang. Para suster juga memelihara bebérapa ekor anjing. Mereka gemuk, namun sangat bersahabat dengan pengunjung baru seperti kami.
Kami meminta ijin pada suster agar kegiatannya dilakukan di luar ruangan saja. Kebetulan halaman biara sudah dipasang paving blok sehingga nyaman digunakan.
Anak-anak lumayan banyak yang sudah berkumpul. Kami membentangkan tikar, kemudian membuka satu dari 5 dus buku yang kami bawakan.
Kegiatan pembuka ini dipandu langsung Pimpinan Umum MPC NTT dan KSK Kupang, Kae Richarno Gusty.
Kami semua diberi kesempatan membaca kurang lebih 20 menit. Bacaan yang kami pilih memang pendek. Setelahnya, satu per satu anak-anak menceritakan kembali isi bacaan secara singkat.
Hasilnya lumayan bagus. Semua anak terlibat aktif. Kami sangat mengapresiasi usaha dan semangat yang mereka tunjukkan.
Wapres KSK, Kae Rian Seong diberi kesempatan menjelaskan KSK Kupang, mulai dari sejarah hingga gerakan-gerakannya.
Guru seni budaya itu juga menjelaskan maksud dari kegiatan literasi. Perannya sangat besar untuk perkembangan dan masa depan anak. Beliau menambahkan, belajar itu tidak hanya dari membaca, tetapi juga bernyanyi, bermusik, berolahraga, bermain dan sebagainya.
Karenanya, dia mengapresiasi adanya fasilitas taman baca Cakrawala Osiloa. Tempat yang representatif sebagai wahana belajar. Taman siswa yang sangat memadai.
Kae Rian juga memberi kesempatan kepada anggota KSK yang hadir untuk memperkenalkan diri.
Apa yang dianjurkan Kae Rian langsung dipraktikkan. Anak-anak diajak bermain. Kami juga ikutan.
Permainan dipimpin oleh seorang perempuan kreatif, Mbak Rivani Bistolen. Dia merupakan putri pariwisata NTT 2016. Bisa dibayangkan, sebagai putri pariwisata dia sangat komunikatif dan kreatif. Permainanya asyik dan bernilai edukatif.
Giliran saya diberi kesempatan bercerita. Jujur, saya sangat jarang berinteraksi dengan anak-anak. Beruntung semenjak Gibran hadir dalam kehidupan, saya membaca banyak buku cerita untuknya. Nah, salah satu dari cerita itulah yang saya ceritakan buat anak-anak di sana.
Selepas bercerita, saya membuat kuis sederhana. Peserta yang mampu menjawab, diberi hadiah yang lumayan menarik.
Saya merasa lega dan banggga bisa berkontribusi sedikit. Anak-anak juga tampak senang dan mengikuti setiap acara dengan antusias.
Acara kembali diambil alih Kae Rian. Dia memgambil gitar dan mengajak semua bernyanyi. Kami menyanyikan lagu-lagu perjuangan (nasional), rohani dan tembang lokal.
Kami menyanyi dengan penuh ekspresi. Kami bernyanyi, bertepuktangan, dan bergoyang. Kami gembira.
Menjelang akhir acara, ada penyerahan buku dari KSK kepada taman baca Cakrawala. Presiden KSK, -Bung El Roby Kapitan- mewakili kami semua menyerahkan buku tersebut.
Membagikan buku secara gratis untuk taman baca merupakan hal wajib yang dilakukan setiap tur literasi. KSK sudah melakukannya sejak dulu, selain memberikan motivasi soal literasi.
Oh iya, kemarin KSK kehadiran anggota baru. Seorang Ibu dari Alor yang selama ini bergiat pada komunitas yang berkaitan dengan perlindungan anak dan perempuan.
Nama facebooknya MaOdy. Kami langsung adakan tes masuk dengan memberi kesempatan mengisi acara. Tentu saja beliau tampil dengan baik dan diterima sebagai anggota KSK. Selamat bergabung !
Bagi Anda yang tertarik dengan literasi, silakan bergabung. Kami selalu menyiapkan cangkir kopi terbaik buat Anda.
Sudah menjadi tradisi, tiap kali KSK berkumpul atau berkegiatan, kopi selalu tersedia. Begitupun kemarin sore, suster-suster menyiapkan kopi dan penganan buat kami. Terima kasih banyak buat semua suster yang menerima dan melayani kami.
Anak-anak juga menikmati es campur sebelum pulang ke rumah masing-masing.
Kami menikmati kopi sambil bercanda. Sambil menyeruput kopi, kami juga mengevaluasi kegiatan yang baru saja berjalan dan merencanakan kegiatan selanjutnya.
Senja sudah berlalu, kini berganti malam. Saya lihat hp yang sejak tadi disimpan dalam tas. Ada 5 panggilan tak terjawab dari istri. Horror....
Saya segera pamit, pulang duluan. Saya harus #JalanMalam lagi. Padahal, sebelumnya saya mengalami pengalaman yang malang setiap kali jalan malam.
Setiba di rumah, istri tidak menyambut sebagaimana biasanya. Dingin saja. Saya langsung balik, keluar rumah. Saya mengambil sesuatu yang tertinggal pada gantungan sepeda motor. Saya masuk lagi ke rumah, barulah istri tersenyum dan merebut barang yang ketinggalan tadi.
Barang yang ketinggalan itu adalah gorengan...
0 Komentar