![]() |
Memanfaatkan Botol Bekas sebagai Media Tanam |
Kalau ada yang belum tau, katekese merupakan salah satu bentuk ibadah agama Katolik. Kegiatannya ya berdoa, membaca kitab suci lalu mendiskusikan maknanya dan dikaitkan dengan pengalaman masing-masing, dilanjutkan dengan membuat rencana tindak lanjut berupa kerja nyata sesuai dengan tema diskusi. Itulah gambaran umum katekese. Tapi, kalau diantara pembaca yang lebih paham akan definisi katekese, tolong ditulis di kolom komentar.
Saya kurang paham juga soal katekese. Sebab, dulunya saya kurang peduli dengan kegiatan-kegiatan ibadah macam begitu. Apalagi selama kuliah 3 tahun di Surabaya, tidak pernah saya ikut katekese. Jadi, saya sudah lupa-lupa ingat proses kegiatannya. Satu hal penting, kita perlu membawa kitab suci.
Malam itu saya sempat pusing mencari kitab suci. Gara-gara jarang digunakan, akhirnya susah dicari saat dibutuhkan. Setelah bongkar sana-sini, akhirnya ketemu juga. Saya pede menenteng buku yang berisi firman Tuhan itu di tangan.
Singkat cerita, ibadah katekese pun dimulai. Tema yang didiskusikan malam itu adalah tentang peran keluarga dalam menjaga lingkungan (saya tidak ingat kalimatnya secara lengkap, intinya seperti itu).
Ibu pemimpin katekese berujar, "Baik Bapak/Ibu sekalian, silakan bukan Mazmur pasal 8".
Semua membuka kitab sucinya. Saya pun demikian. Perlahan-lahan saya membukan tiap halamannya. Saya tidak hafal, urutan Mazmur di bagian mana. Mulai cemas karena belum segera ketemu, meskipun begitu, saya berupaya tetap tenang.
Setelah bolak-balik dari depan hingga belakang, tidak ketemu juga. Saya perhatikan baik-baik pada halaman awal, ternyata ada daftar isi. Agak lega begitu lihat daftar isi. Saya coba lihat urutan satu per satu, tidak ditemukan juga Mazmur yang dicari. Waduh, ini kitab suci kok kurang lengkap.
Saya perhatikan sekali lagi, ternyata kitab suci yang saya bawa tadi hanya berisi perjanjian baru saja. Tidak lengkap isinya. Saya pikir itu Alkitab yang berisi perjanjian lama dan baru, sebab ketebalannya sama. Hal yang membuatnya sama tebal, kitab suci itu bilingual, menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris.
Waktu itu baru saya rasakan dampak kurang aktif beribadah. Dalam hati saya berjanji untuk segera membeli perlengkapan ibadah, biar tidak buat malu-malu lagi.
***
Kegiatan katekese malam itu berlangsung interaktif. Banyak pengalaman inspiratif yang diceritakan umat yang hadir. Hal yang tidak kalah penting, rencana tindakan nyata yang akan dilakukan adalah menangani sampah di kompleks tempat kami tinggal.
Sebagai gambaran, penanganan sampah di tempat kami tinggal belum memiliki sistem yang baik. Setiap rumah tangga membuang sampah sembarangan. Setiap ada tanah kosong yang belum ditempati orang, itulah tempat sampahnya.
Sialnya lagi, tempat sampah itu dibiarkan begitu saja. Tidak ada upaya membuang sampah ke tempat pembuangan akhir, sehingga bisa dihancurkan. Akibatnya sampah semakin menumpuk dan kadang berserakan gara-gara dikorek sama anjing dan kucing.
Persoalan itulah yang kami carikan solusinya lewat diskusi. Akhirnya disepakati, masing-masing keluarga yang hadir diharapkan bisa mengelola sampahnya sendiri secara bijak. Selain itu disarankan pula setiap pekarangan rumah yang ukurannya tidak sebarapa itu, agar dimanfaatkan untuk bertanam sesuatu.
Usulan tersebut tidak saya bantah sedikitpun. Sebab, kurang lebih sejak 2 minggu yang lalu saya sudah mengelola sampah secara baik. Botol bekas minuman yang berserakan di tempat sampah, saya kumpulkan lalu 'disulap' menjadi media tanaman. Sisa sayur atau makanan serta sampah organik lain saya kumpulkan untuk dibuat pupuk kompos cair.
Meski baru 2 minggu, hasilnya mulai kelihatan. Sayur mulai tumbuh dengan suburnya. Banyak tetangga yang heran sekaligus kagum melihat botol air minum sudah ditumbuhi sayur. Saya tersenyum bangga mendengar ungkapan kekaguman mereka.
![]() |
Bibit sayur mulai tumbuh |
Saya bersyukur sekali telah mengikuti kegiatan #Topang yang diselenggarakan Yayasan Pikul. Dari sana saya mendapat banyak informasi dan berkenalan dengan banyak orang yang sangat inspiratif.
Salah satu yang berpengaruh adalah Ibu Lenny Mooy (Dosen Politani Kupang) yang telah menginspirasi dan membagikan ilmu tentang cara bertanam menggunakan bahan-bahan sederhana.
Kayaknya 2 minggu lagi sudah bisa menikmati sayur orgnik hasil usaha sendiri. Banyak nikmat yang diperoleh. Selain bisa mengikuti anjuran atau ajaran gereja untuk menanam, lumayan juga bisa menghemat pengeluaran membeli sayur bulan depan.
Alhamdulillah....Eh, maksudnya Puji Tuhan...Selamat hari minggu buat semua.
(Diambil dari catatan facebook 12 Maret 2017)
(Diambil dari catatan facebook 12 Maret 2017)
0 Komentar