Swafoto bersama salah satu komunitas penggerak literasi NTT, Komunitas Secangkir Kopi Kupang |
Najwa Shihab telah menjadi magnet bagi banyak orang. Itulah
kesan yang saya rasakan saat menyaksikan kehadirannya dalam acara Talkshow
Catatan Najwa: Literasi untuk Kebhinekaan, yang berlangsung di Aula El Tari
Kupang tadi malam (11/8). Warga NTT, khususnya Kota Kupang, tumpah-ruah
memadati tempat acara demi menyaksikan atau melihat lebih dekat idolanya. Tanpa
penjelasan ini-itu, saya kira pembaca juga telah mengenal, siapa itu Najwa
Shihab.
Memasuki ruangan acara, Mbak Najwa bersama rombongan disambut
dengan salah satu tarian khas NTT. Penonton maupun awak media berupaya mendekat
sambil menghujaninya dengan kilatan flash
dari kamera. Pertugas keamanan bekerja ekstra menghalangi agar tidak kelewat
batas; memastikan tamu pentingnya aman hingga ke tempat acara.
Kerumunan orang saat Mbak Najwa memasuki ruang acara |
Tiba di tempat duduk utama, Mbak Najwa masih disuguhi
tarian penyambutan tamu khas NTT lainnya. Mbak Najwa tampak ikut menggoyangkan
badan dan kepalanya, mengikuti iringan musik yang berdentum menggempita. Saya perhatikan
terus gerakannya meski dari jarak yang cukup jauh. Dia selalu menunjukkan
senyuman kebahagiaannya. Dia tampak bangga dan bahagia bisa tiba, serta
diterima secara baik di NTT. Hal itu juga diungkapkannya secara langsung, “Sonde percaya, ko beta di Kupang ?”. Rasa
tidak percaya yang disampaikan dengan dialek khas orang Kupang itu, disambut
pekikan dan tepuk tangan kegembiraan penonton yang hadir.
Gubernur NTT -Frans Lebu Raya- memberikan sambutan pembukaan |
Sebelum talkshow dimulai, tuan rumah NTT, Gubernur Frans
Lebu Raya memberikan sambutan pembukaan. Beliau menyampaikan selamat datang dan
ucapan terima kasih atas kehadiran Mbak Najwa di NTT, sekeligus memperkenalkan
secara singkat kondisi NTT, khususnya yang berkaitan dengan kebhinekaan. Di akhir
sambutannya, ada pemberian kenang-kenangan. Mbak Najwa membagikan bukunya “Catatan
Najwa” kepada Gubenur NTT dan beberapa tokoh atau orang terpilih lainnya.
Begitu pun sebaliknya, Gubernur NTT memberikan souvenir untuk Mbak Najwa.
Talkshow pun dimulai. Acara dipimpin moderator yang disapa
dengan panggilan Kak Bara. Narasumber utama yang hadir hanya 2 dari 3 yang
direncanakan panitia, yaitu Pak Frans Lebu Raya dan tentunya Mbak Najwa Shihab.
Satu pembicara yang mewakili kemendikbud tidak hadir tanpa ada penjelasan dari
moderator, entah kenapa ?
Baiklah, dalam tulisan ini saya tidak akan mengisahkan
secara runut proses taklshow-nya. Saya hanya menyaripatikan apa yang dibicarakan
narasumber. Penulisannya dibagi sesuai topik yang mereka bahas seperti berikut
ini.
Tentang Literasi untuk Kebhinekaan
Narasumber se-ide mengenai kebhinekaan. Keberagaman sudah
sejak dahulu kala. Meski berbeda, nenek moyang kita tetap menunjukkan sikap
saling menghargai, sehingga hidupnya rukun dan bahagia. Begitu pula para
pendiri bangsa, sangat menyadari akan keberagaman di wilayah Nusantara. Karenanya,
mereka menetapkan dasar negara yang mampu mewadahi semua perbedaan itu. Itulah mengapa
ideologi Pancasila mesti terus digaungkan dan dijaga sampai kapanpun.
Generasi kita saat ini mesti belajar dari pada pendahulu.
Belajarlah dari sejarah. Caranya dengan berliterasi. Sederhananya, literasi
membuat kita terus belajar. Tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan
menulis. Lebih dari pada itu, kita perlu memahami apa yang kita kita ‘baca’
hingga menimbulkan rasa peduli dengan kondisi di sekitar. Berliterasi memungkinkan
kita paham, betapa baik dan indahnya hidup bertoleransi dalam keberagaman.
Mbak Najwa pun menekankan kalau toleransi itu tidak cukup
bila hanya diajarkan. Toleransi harus dirasakan, dialami dan ditularkan. Metode
terbaik untuk mewujudkan hal tersebut, salah satunya dengan berliterasi. Literasi
membuat orang paham dan peka, yang dinampakkan lewat perilaku tolerasi.
Pesan Najwa untuk Anak Muda
Pertama, biasakan membaca.
Oh iya, kehadiran Mbak Najwa di Kupang – NTT bukan lagi sebagai jurnalis,
melainkan dengan kapasitas sebagai Duta Baca Indonesia. Mungkin itulah sebabnya
Mbak Najwa begitu serius menerangkan pentingnya aktivitas membaca.
Manfaat membaca sangat banyak. Membaca bisa membuah
bahagia; menghilangkan stress; menambah informasi; mencegah pikun;
memperpanjang usia; dan masih banyak manfaat lainnya.
Tidak ada batasan dalam membaca. Baca apa saya yang
disukai. Tidak harus membaca bacaan yang berat (sulit dimengerti). Mulailah dari
hal yang sederhana dan yang paling disukai terlebih dahulu. Keterampilan membaca
itu sebuah keterampilan, kalau sering dilatih, otot membaca kita makin kuat. Biasakan
membaca setiap hari, minimal selama 20 menit. Jika terbiasa, lama-kelamaan kita
akan ketagihan dengan sendirinya.
Kedua, anak muda harus
memiliki impian atau bermimpi. Mbak Najwa mengingatkan anak muda untuk menuliskan
impiannya secara jelas. “Sepulang dari
acara ini, tulis impian Anda masing-masing, mau jadi seperti apa 20 tahun yang
akan datang ?” , kira-kira begitulah pesan Mbak Najwa tadi malam.
Mengenai impian, Mbak Najwa juga mengakui kalau anak
sekarang impiannya tidak terbatas seperti jaman dahulu. Misalnya, zama dahulu
kalau anak-anak ditanya mau jadi apa, palingan menjawab ingin menjadi dokter,
guru, polisi, tentara, dan profesi yang dikenalnya saat itu. Anak zaman
sekarang, pilihannya tidak terbatas. Ada yang menjadi yuotuber, gamer, dan
beragam profesi yang tidak pernah terpikirkan zaman dulu. Bahkan, anak-anak
sekarang mampu menciptakan pekerjaan atau profesi baru, yang saat ini belum
ada. Itulah sebabnya anak-anak perlu menuliskan secara jelas, mau seperti apa
dia 20 tahun lagi.
Itulah dua pesan utama yang bisa saya saripatikan buat Anda
(khususnya anak muda), dari Talkshow Catatan Najwa: Literasi untuk Kebhinekaan.
Banyak hal lain yang ingin saya bahas dari acara semalam, tentu saja tidak
kalah menarik, namun, karena tulisan ini sudah cukup panjang, saya akan
membahas pada tulisan berikutnya.
Catatan Najwa tentang Membaca
Sekali lagi, sebagai Duta Baca Indonesia, Mbak Najwa
membacakan catatannya tentang membaca pada akhir sesi talkshow. Saya kira,
catatannya penting diketahui banyak orang, sehingga semakin banyak yang cinta
membaca. Saya tergerak membagikan catatan yang menggugah rasa sekaligus bernilai
bagi siapapun. Simak Catatan Najwa berikut ini.
Buku bukan hanya jendela dunia
Buku adalah dunia, yang selalu
terbuka
Siapa yang tekun membaca
Niscaya wawasannya luas tak
terkira
Berkenalan dengan tokoh-tokoh
besar
Memahami peristiwa-peristiwa
yang akbar
Menyelami informasi dan
pengetahuan baru
Supaya isi kepala tidak gampang
membeku
Menjadi awal pencarian tak
bertepi
Memicu hasrat berinovasi agar
mampu tegak di kaki sendiri
Untuk mengasah pikiran jadi
tajam dan dewasa
Tak melihat dunia sebagai hitam
– putih belaka
Agar tak gampang diprovokasi
Memahami arti penting toleransi
Menautkan yang di barat,
selatan, dan di utara
Yang di timur pun dapat
memahami Indonesia
Sebab dia dipisahkan oleh jarak
semesta
Dapat dipertemukan lewat
pustaka
Jadi, mari membaca di setiap
waktu
Dari sehalaman, akhirnya tamat,
hingga sebuku
Mari membaca sejak hari ini
Tak menunda sampai esok,
apalagi lusa nanti
Karena zaman terus bergerak
maju
Mustahil merebut masa depan
tanpa ilmu
Dengan membaca kita berbagi
rasa merdeka
Bersama buku, Indonesia niscaya
jaya.
0 Komentar