Ibu Sin (kiri) dan Ibu Sitty (kanan), Guru di SDI Pela, Lembor-Manggarai Barat, NTT |
Selamat hari guru di seluruh Indonesia, khususnya Bapak/Ibu guru di
SDI Pela, Kec. Lembor-Manggarai Barat, tempat di mana saya belajar
membaca, menulis, berhitung, dan pelajaran dasar lainnya. Juga buat
Bapak/Ibu Guru sekalian dengan pembina asramanya di SMP St. Klaus,
Kuwu-Ruteng, yang telah mendidik kami agar menjadi pribadi yang
berkarakter. Salah saya sendiri jika sampe sekarang Anda menilai saya
belum berkarakter, itu berarti dulu tidak mengikuti proses didikan
dengan baik.
Saat SMA, saya harus melewati kenyataan pahit. Saya
melewati masa SMA di empat lembaga pendidikan. Bukan salah siapa-siapa,
tapi karena kebodohan sendiri mengambil keputusan yang salah serta tidak
konsisten. Meski begitu, saya tetap bersyukur dan berterima kasih buat
Bapak/Ibu guru di SMA St. Klaus, Kuwu-Ruteng; SMAK Sta. Familia, Wae
Nakeng-Lembor; SMA Bina Kusuma, Kumba-Ruteng; dan terakhir di SMAK St.
Don Bosco, Lempe-Ruteng. Saya belajar banyak hal dari proses yang
berbelit-belit ini. Bersyukur bisa melewatinya meski terfragmentasi juga
pelajaran yang saya dapatkan.
Berlanjut lagi ke tahap
pendidikan tinggi. Entah angin apa yang membawa saya ke salah satu
perguruan tinggi (Stikes) yang baru dibuka, dimana pada akhirnya
diketahui belum ada ijin penyelenggaraan. Banyak teman2 yang terpaksa
pindah, dan ada pula yang mengulang di kampus yang lain. Saya memilih
jalan yang kedua, mengulang lagi di kampus lain dengan jurusan yang
linear. Meski berakhir pedih, saya tetap berterima kasih buat Bapa/Ibu
guru (lebih tepatnya disebut Dosen), yang telah memberi pengetahuan dan
pengalaman yang berarti. Kemudian, saya memutuskan kuliah lagi di Akper
Maranatha Kupang. Di sana saya dididik oleh Bapak/Ibu guru (dosen) yang
sarat dengan pengalaman klinik hingga mengantarkan saya menjadi seorang
perawat profesional pemula. Maka dari itu, terima kasih tak terhingga
buat mereka semuanya.
Tidak berhenti di situ, tahun 2013 saya
berkesempatan melanjutkan pendidikan di Fak. Keperawatan (FKp)
Universitas Airlangga, Surabaya. Mungkin bagi sebagian besar orang
kuliah di Unair biasa-biasa saja, tapi bagi saya pribadi merupakan
kesempatan yang membanggakan. Bagaimana tidak bangga, saya bisa
merasakan atmosfer proses belajar di salah satu kampus terbaik di
Indonesia. Saya sadar, tidak serta merta saya juga menjadi terbaik
karena karena kuliah di sana. Semuanya bergantung saya menggunakan
fasilitas dan kesempatan ini semaksimal mungkin atau tidak. Hasilnya,
orang lain akan menilai nantinya. Kembali ke soal guru (Dosen), di FKp
Dosen sudah sangat berkualifikasi, lulusan dari PT terbaik di dalam
maupun luar negeri. Meski belum selesai kuliah di sana, sudah cukup
banyak ilmu dan pengalaman yang 'ditimba' dari mereka. Karena itu, saya
juga ucapkan terima kasih yang tak terhingga.
Hingga usia
sekarang ini, saya merasa sebagian besar waktu yang terlewati selalu
berurusan/berhadapan dengan guru (dosen). Saya tidak tahu, sampai kapan
hal ini terus berlangsung. Saya pun berkesimpulan, kita membutuhkan guru
di segala tempat dan sepanjang waktu. Guru, sering disebut pahlawan
tanpa tanda jasa. Tapi, saya lebih setuju dengan yang dikatakan Menteri
Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, Pak Anis Baswedan, bahwa guru itu tak
ternilai harganya.
Guru merupakan pelita di tengah kegelapan,
matahari yang mencerahkan, kompas penunjuk jalan/arah, dan masih banyak
analogi lainnya. Berbanggalah wahai engkau Guruku. Saya sangat bangga
padamu. Teruslah berbakti, negeri ini bergantung padamu untuk mendidik
para pemimpin masa depan.
Bangganya bisa jadi guru, bisa
bermanfaat bagi orang banyak. Dulu, saat kecil saya bercita-cita menjadi
guru SD. Alasannya sederhana, mengikuti jejak orangtua yang kebetulan
keduanya guru SD. Saya bangga pada mereka berdua, Bapa Thadeus dan Mama
Sin. Selamat mengabdi terus ya, Tuhan selalu memberkati. Ahh...Tuhan,
semoga saya juga bisa menjadi 'guru' buat yang lain..... Amin.
(Tulisan ini saya posting di laman Facebook setahun lalu, 25 November 2014 di Semolowaru Praja Kav.8 Surabaya.)
0 Komentar