TERGANTUNG “SPESIFIKASI”

Selama seminggu yang telah lewat, saya merasa bahagia karena bisa berkomunikasi kembali dengan dua orang sahabat lama. Mereka adalah teman saat SMA dulu. Dengan memanfaatkan jejaring sosial, saya mencoba memasukan beberapa keyword berdasarkan nama mereka pada space search friends, dan akhirnya ketemu juga akun FB-nya. Tambahkan sebagai teman, dan tidak menunggu waktu yang lama langsung dikonfirmasi. Langsung chatting banyak hal tentang kabar masing-masing, tidak lupa juga minta nomor HP.
Komunikasi lebih intens via telepon. Saking lama tidak ketemu, banyak hal yang kami bicarakan. Mulai dari mengenang kebiasan buruk saat SMA dulu hingga hal-hal yang prestisius. Tidak lupa pula kami saling menanyakan perkembangan kuliah masing-masing. Saat memberitahu bahwa saya kuliah mengambil jurusan keperawatan, kedua sahabat tadi –walaupun berkomunikasi berlainan waktu- memiliki reaksi yang hampir sama. Mereka cukup terkejut ketika tahu saya memilih profesi perawat, dengan memberi reaksi sedikit ‘tertawa’ sambil berkata; “selamat e pak Mantri”.  Saya pun ikut tertawa saja, sambil membantin; “Apa mereka paham dengan seluk-beluk profesi perawat ?”
Setelah saya ‘korek-korek’ alasannya, ternyata sahabat tadi melihat fenomena yang kurang baik di daerah kami mengenai profesi perawat, yaitu menumpuknya lulusan perawat dan juga bidan di salah satu puskemas rawat inap di kota kecamatan dengan status tenaga sukarela. Dan ternyata hampir sebagian besar mereka adalah teman-teman seangkatan saat SMA dulu, mungkin itulah sebabnya sahabat tadi antusias membicarakannya. Dia pun memberi saran kepada saya agar sebelum pulang ke kampung nantinya, pikirkan memang peluang kerja atau usaha yang tepat.
Pembicaraan dengan kedua sahabat tadi dengan persoalan yang sama tentang banyaknya lulusan perawat yang belum mendapat pekerjaan yang pasti, tentunya mendatangkan kekhawatiran tersendiri bagi saya yang sementara menyelesaikan pendidikan tinggi keperawatan. Saya pikir, apa yang disampaikan oleh kedua sahabat tadi benar adanya. Salah satu buktinya adalah saat penerimaan CPNS bulan September tahun 2013 lalu, untuk penerimaaan tingkat pemerintah provinsi NTT –belum termasuk pemerintah kabupaten- pelamar terbanyak adalah profesi perawat. Data tersebut diperoleh dari Kepala Bagian Pengembangan Biro Kepegawaian Prov. NTT, Paul Manehat pada Senin (23/9/2013), 5 hari sebelum pendaftaran CPNS berakhir. Disebutkan bahwa, perawat dengan kualifikasi pendidikan D3 Keperawatan paling banyak diminati, dengan Jumlah yang melamar sebanyak 1.032, dan formasi perawat dengan kualifikasi pendidikan S1 Keperawatan + ners sebanyak 452 pelamar . Padahal, yang dibutuhkan untuk formasi D3 keperawatan 28 orang, sedangkan formasi S1 Keperawatan + Ners hanya 7 orang. Kondisi seperti ini pasti terjadi di seluruh wilayah Indonesia, lulusan perawat menjadi penyumbang skor meningkatnya angka sarjana pengangguran.

Spesifikasi
Kalau teman-teman pernah membeli atau sekedar menanyakan harga komputer (PC) atau laptop, smartphone, dan barang canggih lainnya pasti Anda akan familiar dengan istilah spec. sebutan singkat dari specification atau spesifikasi. Secara leksikal, spesfikasi berarti perincian; pernyataan tentang hal-hal yang khusus. Dalam kaitannya dengan harga barang teknologi tadi, semuanya bergantung pada spesifikasi atau perincian bahan-bahan yang menjadi komposisi dasarnya. Untuk harga laptop misalnya, merek dagang boleh sama, bentuk luar secara visual sama, namun harganya berbeda kalau spesifikasinya berbeda. Semuanya bergantung pada Prossesor, RAM, HDD, WiFi, VGA, Camera, dan lain sebagainya. Semakin baik kualitas spesifikasinya, semakin mahal harganya.
Penjelasan tentang spesifikasi laptop di atas, saya pikir bisa kita analogi dengan profesi perawat. Boleh saja kita sama-sama lulusan pendidikan tinggi keperawatan, sama-sama mengenakan pakaian ‘putih-putih’, menggunakan cap, sama-sama anggota PPNI, sama-sama mampu memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual pasien, tetapi belum tentu sama spesifikasinya. Kalau dalam bidang perkomputeran tadi yang tergolong dalam spesifikasinya bisa hardware dan juga software. Dalam topik pembicaan mengenai profesi perawat, yang dimaksudkan dengan ‘spesifikasi’ tadi, lebih kepada kemampuan soft skills-nya.
Kenapa soft skills berpengaruh atau menjadi ‘spesifikasi’ yang menentukan ‘mahal-tidaknya seseorang dihargai’ dalam profesi perawat ? Berikut fakta yang perlu dan penting Anda ketahui. Beberapa bukti menunjukan bahwa soft skills tinggi mampu mendorong individu untuk mencapai atau memenangkan kompetisi dalam kehidupan sosialnya, antara lain sebagai berikut :
1. Hasil penelitian National Association of Colleges and Employers (NACE) pada tahun 2005, menyatakan bahwa pada umumnya pengguna tenaga kerja membutuhkan keahlian berupa 82% soft skills dan 18% hard skills.
2. Jika dikaitkan dengan konsep kecerdasan/inteligensi, soft skills banyak terdapat pada ranah kecerdasan emosional. Hasil penelitian Goleman pada Tahun 1999 menyebutkan bahwa kecerdasan emosional memberikan sumbangan 80% pada kesuksesan hidup dan karir seseorang, sedangkan selebihnya adalah sumbangan kecerdasan intelektualnya.
Jika melihat fakta hasil penelitian tersebut, tidak mengherankan jika banyak perguruan tinggi di Indonesia mulai menggenjot kesadaran mahasiswa untuk mempunyai kemampuan yang disebut dengan hard skills dan soft skills. Hard skills yang dimaksud adalah memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai disiplin ilmu yang ditekuni. Soft skills sendiri tidak lain meliputi keterampilan personal yang dapat mempermudahindividu dalam melaksanakan berbagai proses sosial, seperti beradaptasi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemui, serta memperlancar pelaksanaan berbagai tugas yang harus dilakukan .
Soft skills yang menjadi ‘spesifikasi’ dari seseorang, khususnya perawat, sangat menentukan dalam persaingan dunia kerja dan jenjang karir. Atribut soft skills yang dibutuhkan oleh dunia kerja memiliki beberapa klasifikasi dari berbagai hasil penelitian. Berikut ini penulis mengutip hasil penelitian di Inggris, Amerika, dan Kanada tentang 23 soft skills yag dibutuhkan oleh dunia kerja (Sailah, 2006) , yaitu: inisiatif; etika/integritas; berpikir kritis; kemauan belajar; komitmen; motivasi; bersemangat; dapat diandalkan; komunikasi lisan; kreatif; kemampuan analitis; dapat mengatasi stres; manajemen diri; manajemen waktu; menyelesaikan persoalan; dapat meringkas; kooperatif; berargumentasi logis; fleksibel; bekerja dalam tim; mandiri; mampu mendengar/menyimak; dan tangguh. Hemat penulis, atribut soft skills merupakan ‘spesifikasi’ yang menentukan tinggi-rendahnya perawat dinilai dan dihargai.
Mungkin Anda bertanya, apakah saya (penulis) sudah memenuhi ‘spesifikasi’ tersebut, sehingga saat ini kesannya ‘menggurui’ dengan membuat tulisan ini ? Jawabannya, sebagian sudah ada, dan lainnya sementara terus diasah hingga menjadi suatu kebiasaan yang baik. 
Tidak ada pilihan lain bagi kita profesi perawat atau pun profesi lainnya untuk bisa bersaing, baik antar individu, antar profesi dalam kancah lokal, nasional maupun internasional dengan melakukan perubahan yang baik. Perubahan untuk pengembangan hard skills lebih khusus soft skills yang terbukti memiliki banyak manfaat dalam menghadapai dunia kerja. Mengakhiri tulisan ini, saya mengutip penyataan Prof.Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons), yang menyatakan keberhasilan perubahan tergantung dari strategi yang diterapkan oleh agen pembaru. Hal yang paling penting adalah HARUS MEMULAINYA. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil, dan mulai sekarang, jangan menunda .

Sumber bacaan:
http://kupang.tribunnews.com/2013/09/23/formasi-cpns-preawat-d3-paling-banyak-pelamar

Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga. (2012). Melejitkan softskill mahasiswa. Ed.3. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 1-2

Nursalam. (2013). Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Ed.3. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 11-12.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. ini spek ku,mana spek mu ,,, pentium 1 lawan core i7, kwkwkw

    BalasHapus
  2. Hahahaha....kita sama-sama perbaharui 'spec' yang paling baik kaka.

    BalasHapus